Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nomaden dan Kabur Saja Dulu

21 Februari 2025   07:19 Diperbarui: 24 Februari 2025   10:07 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Keempat, deportasi atau masalah Imigrasi. Yang bikin pusing kepala juga saat TKI ilegal sering kali ditangkap dan dipulangkan paksa, lalu balik lagi dengan jalur lain.

Istilahnya, kalau digital nomad bisa pindah dengan bebas malah TKI hidup dalam siklus perpindahan yang nggak selalu mereka inginkan.

Masalahnya, TKI nggak hanya faktor tuntutan terus menerus bergerak dan berpindah, tetapi muncul dampak psikologi dari mobilitas tinggi. Dampak awal adalah terjadinya semacam homesick dan isolasi sosial.

Jauh dari keluarga dalam waktu lama bikin banyak TKI merasa kesepian. Menurut studi dari ILO (International Labour Organization), disinyalir lebih dari 60 persen pekerja migran mengalami depresi ringan hingga berat karena isolasi sosial.

Dampak TKI di luar negeri adalah tidak jarang mengalami stres kerja dan tekanan mental. Banyak TKI harus kerja 14-18 jam per hari, terutama pekerja rumah tangga. Ditambah lagi dengan lingkungan kerja yang kadang nggak sehat, ini bisa memicu stres tinggi.

Hadirnya ketidakpastian masa depan turut memberi dampak TKI di luar negari. Berbeda sama pekerja tetap yang punya jenjang karir, TKI sering kali nggak punya kepastian di masa depan. Urusan ini makin nggak karuan karena bikin kecemasan mereka meningkat.

Sepanjang apa yang kita amati ternyata media sosial sebagai pelarian dan hiburan bagi TKI. Anda mungkin nggak percaya, kalau TKI doyan main TikTok, Instagram, dan Facebook buat berbagi cerita atau sekadar hiburan. 

Setidaknya, ada tiga alasan utama kenapa media sosial penting buat mereka. Sewaktu-waktu rasa kangen menjalar di hati mereka. Sehingga sebaiknya mereka tetap terhubung dengan keluarga lewat Video Call dan chat jadi penyambung rasa kangen dengan keluarga di kampung.

Ada pula jurus curhat-curhatan hingga cari dukungan. Untuk apa? Mereka bisa jadi punya akun TKI yang membagikan pengalaman kerja mereka, baik suka maupun duka.

Diam-diam mereka jadi influencer. Kadangkala dari beberapa TKI sukses jadi konten kreator dan dapat penghasilan tambahan dari media sosial.

Tetapi, ada juga sisi nggak enaknya, yaitu banyak TKI yang merasa makin homesick setelah melihat kehidupan teman-teman mereka di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun