Mohon tunggu...
Erma KaruniaBr
Erma KaruniaBr Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester akhir yang meneliti biochar sebagai slow release fertilizer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Menjadi Biochar Sebagai Adsorben Slow Release Fertilizer

17 Juni 2024   00:41 Diperbarui: 17 Juni 2024   00:53 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, sebagai salah satu produsen jagung terbesar di dunia, menghasilkan limbah tongkol jagung dalam jumlah yang sangat besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung di Indonesia pada tahun 2021 mencapai sekitar 23 juta ton. Dari jumlah ini, diperkirakan sekitar 15-20% adalah limbah tongkol jagung, yang berarti ada sekitar 3,45 hingga 4,6 juta ton limbah tongkol jagung yang dihasilkan setiap tahunnya. Jumlah yang melimpah ini sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja, mencemari lingkungan.

Potensi pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan baku biochar sangat besar. Biochar adalah bahan yang dihasilkan melalui proses pirolisis, di mana biomassa seperti tongkol jagung dipanaskan dalam kondisi tanpa oksigen. Proses ini menghasilkan biochar yang memiliki struktur pori yang besar, menjadikannya sangat baik untuk aplikasi pertanian. Biochar tidak hanya berfungsi sebagai amandemen tanah yang meningkatkan retensi air dan kesuburan tanah, tetapi juga dapat dimodifikasi menjadi pupuk slow release, seperti pupuk fosfat yang dilepaskan secara bertahap.

Penggunaan biochar dari tongkol jagung sebagai pupuk slow release memiliki keuntungan ganda. Pertama, biochar membantu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dengan meningkatkan kapasitas tukar kation dan retensi air. Kedua, sebagai pupuk slow release, biochar yang diimpregnasi dengan pupuk fosfat dapat menyediakan nutrisi secara bertahap kepada tanaman, mengurangi kehilangan nutrisi akibat pencucian dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Ini sangat relevan di Indonesia, di mana penggunaan pupuk yang efisien dan ramah lingkungan menjadi semakin penting dalam praktik pertanian.

Selain manfaat agronomisnya, pemanfaatan limbah tongkol jagung sebagai biochar juga memiliki dampak positif bagi lingkungan. Dengan mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah, kita dapat mengurangi volume limbah yang dibuang dan menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembusukan organik. Mengingat Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas dan potensi produksi limbah biomassa yang tinggi, pengembangan teknologi biochar dari tongkol jagung dapat menjadi solusi inovatif yang mendukung pertanian berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun