Mohon tunggu...
Erlin Apriliani
Erlin Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiwa - Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Menyanyi, menari dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perbedaan Aliterasi, Asonansi, dan Rima dalam Stilistika

3 Oktober 2025   12:17 Diperbarui: 3 Oktober 2025   12:17 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dalam dunia sastra, keindahan bahasa bukan hanya terletak pada makna kata, tetapi juga pada bunyinya. Itulah mengapa stilistika ilmu yang mengkaji gaya bahasa dan estetikanya sering menyoroti unsur-unsur bunyi seperti aliterasi, asonansi, dan rima. Ketiganya kerap dianggap sama karena sama-sama berhubungan dengan pengulangan bunyi. Namun, sebenarnya ada perbedaan mendasar yang membuat masing-masing memiliki fungsi estetikanya sendiri.

1. Aliterasi

Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan pada awal kata yang berdekatan. Unsur ini menciptakan efek musikal dan memperkuat kesan tertentu dalam teks.

Contoh:

"Bibir biru bergetar dalam bisu."

Huruf b yang diulang memberikan tekanan ritmis sekaligus nuansa dramatis. Dalam puisi, aliterasi sering dipakai untuk menciptakan kesan magis, kuat, atau menegaskan emosi tertentu.

2. Asonansi

Berbeda dengan aliterasi, asonansi adalah pengulangan bunyi vokal dalam rangkaian kata. Efeknya lebih lembut, seringkali menimbulkan kesan musikal yang mengalun.

Contoh:

"Lelaki sepi menepi di tepi pagi."

Bunyi vokal i yang diulang menimbulkan alunan suara yang puitis, seakan mengalir. Asonansi sering digunakan untuk memperindah sajak atau memberi nuansa emosional yang mendalam.

3. Rima

Sementara itu, rima berhubungan dengan kesamaan bunyi di akhir kata, terutama pada ujung baris puisi. Rima inilah yang membuat sajak terasa lebih mudah diingat dan sering menimbulkan efek musikal yang khas.

Contoh:
"Jika engkau datang membawa cahaya,
Aku menunggu dengan setia."
Kata cahaya dan setia membentuk rima akhir karena bunyi akhirnya serupa. Rima bisa berbentuk penuh (identik) atau sebagian (mirip).

Bedanya di Mana?

Aliterasi pengulangan konsonan awal.

Asonansi pengulangan vokal di tengah kata.

Rima persamaan bunyi di akhir kata/baris.

Ketiganya sama-sama memperindah bahasa, tetapi posisi bunyi yang diulang berbeda. Dalam stilistika, hal ini penting karena menentukan suasana, ritme, dan daya ingat suatu teks.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun