Jepang saat ini berencana menyusun program yang mempromosikan pertukaran ant masyarakat demi medongkrak ekonomi dengan target lebih dari 500.000 orang.
Penolakan terhadap kerja sama imigrasi antara Jepang dan India, khususnya terkait rencanamasuknya pekerja migran dari India, sebagian besar didasari oleh kekhawatiran dari warrgaJepang. Meskipun pemerintah Jepang melihat kerja sama ini sebagai solusi untuk mengatasikrisis tenaga kerja, warga memiliki alasan penolakan yang kuat.
Berikut adalah beberapa tujuan atau alasan utama di balik penolakan tersebut:
1. Kekhawatiran Sosial dan Budaya
Jepang memiliki budaya yang homogen dan sangat menjaga nilai-nilai tradisionalnya. Masuknyaimigran dalam jumlah besar, terutama dari India, dikhawatirkan dapat menimbulkan guncangansosial dan budaya.
Warga Jepang takut bahwa perbedaan bahasa, adat istiadat, dan kebiasaankerja akan sulit diintegrasikan, yang pada akhirnya dapat mengancam identitas dan harmonos sosial mereka.
2. Isu Ekonomi
Penolakan juga didorong oleh kekhawatiran ekonomi. Sebagian masyarakat Jepang khawatir masuknya pekerja asing dalam jumlah besar akan menekan upah tenaga kerja lokal, terutamadi sektor-sektor seperti manufaktur dan teknologi informasi. Ada persepsi bahwa imigran bisamenerima upah lebih rendah, yang dapat merugikan pekerja domestik.
3. Krisis Tenaga Kerja versus Kekhawatiran Publik
Meskipun pemerintah Jepang menganggap kerja sama ini sebagai cara untuk mengisi kekurangan tenaga kerja akibat populasi yang menua, kekhawatiran publik menunjukkanadanya ketidakselarasan antara kebijakan pemerintah dengan sentimen masyarakat.
Aksidemonstrasi yang terjadi di beberapa kota menunjukkan bahwa banyak warga lebihmemprioritaskan pelestarian budaya dan perlindungan tenaga kerja lokal daripada mengatasikrisis demografi melalui imigrasi besar-besaran.