Penelitian terhadap tinggalan budaya yang memiliki nilai-nilai arkeologi di wilayah Papua telah banyak mengungkap beberapa kekayaan berupa sumber daya budaya, baik dalam bentuk artefak serta makna yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan tujuan pada umumnya bahwa penelitian yang telah dilakukan melalui prosedur sesuai metode yang digunakan telah pula membuahkan hasil di antaranya terungkap penemuan-penemuan baru yang mempunyai nilai kelokalan.
Penemuan baru yang sebelumnya tidak pernah terungkap atau belum pernah terbongkar selanjutnya akan dikaji secara mendalam, terdokumentasikan sehingga menambah khasanah kebudayaan serta pengayaan wawasan tentang keragaman sumber daya budaya yang kita miliki.
Seperti halnya lukisan megalitik di kawasan Situs Tutari dan situs lukisan cadas lainnya di Papua telah  menggambarkan kehidupan masa lalu meliputi kerja keras, kebersamaan, ketekunan, kearifan lokal, ramah lingkungan dan menunjukkan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Pada temuan-temuan tersebut terkandung sistem nilai dalam kehidupan masyarakat dengan kearifannya di setiap lokasi, sehingga menjadi layak dipahami dan dilestarikan dalam kerangka membangun kebudayaan Indonesia.
Lebih jauh hal demikian akan semakin memperkuat rasa kebangsaan mengingat bahwa jati diri bangsa adalah kebhinekaan yang meliputi bahasa, sastra, adat-istiadat, simbol-simbol dan artefak serta segala sesuatu yang hidup di alam Indonesia.
Situs Megalitik Tutari
Dari sekian banyak situs di tanah Papua yang telah dilakukan penelitian, salah satunya kita kenal dengan Situs Megalitik Tutari. Di lokasi situs ini (Bukit Tutari, Kampung Doyo Lama, Sentani Barat, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura) banyak ditemukan karya seni lukis (lukisan batu) sebagai peninggalan budaya.
Lukisan batu yang dibuat pada zaman pra aksara di Papua tersebut di samping memiliki nilai estetika juga menggambarkan gagasan atau ide dan perilaku masyarakat dalam bentuk simbol-simbol, yang mengekspresikan lingkungan alam, keadaan sosial budaya, ekonomi dan kepercayaan masyarakat pada masa lalu.
Beberapa motif lukisan di antaranya berupa: motif lukisan manusia, motif lukisan flora, motif lukisan fauna, motif lukisan benda budaya, dan motif lukisan geometris. Secara umum, motif-motif lukisan tersebut mengandung nilai estetika, dan juga menunjukkan suatu gambaran kehidupan masyarakat berkait dengan lingkungan alamnya.
Gambar di atas merupakan salah satu contoh lukisan batu/lukisan cadas yang ditemui di kawasan Situs Tutari, di samping motif lukisan lain yang juga memiliki makna tertentu.
Bentuk-bentuk motif lukisan seperti motif manusia dalam sikap berdiri dan penggambaranya hanya berupa garis yang membentuk sosok manusia. Lukisan fauna seperti ikan, kadal, buaya, burung, tikus tanah, katak, penyu, ular. Jenis lukisan flora di antaranya kuntum bunga, motif benda budaya seperti kapak batu, dan bentuk motif geometris berupa ukiran, matahari, tumpal ikan dan tumpal keindahan, ikan dan rantai.
Secara ringkas dapat dijelaskan di sini bahwa motif lukisan manusia bermakna  tokoh-tokoh budaya pemberi perlindungan dan kesejahteraan, lukisan fauna bermakna keseimbangan dengan lingkungan dan kehidupan, lukisan flora bermakna kehidupan dan pelestarian, lukisan benda budaya bermakna kemajuan teknologi, lukisan geometris bermakna keterkaitan lingkungan alam dan budaya masyarakat Tutari sebagai pusat kehidupan.
Lukisan-lukisan megalitik tersebut telah memberikan pengetahuan tentang makna kehidupan manusia masa lampau sebagai suatu kearifan lokal, dan juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk berkarya, misalnya untuk membuat batik atau souvenir lainnya dengan pilihan motif yang tertuang dalam lukisan batu di situs Tutari tersebut.
Pewarisan dan pelestarian motif-motif lukisan megalitik Tutari bisa diterapkan pada media lain seperti untuk lukisan kulit kayu, kaus dengan sablon motif lukisan tersebut, kain batik maupun ukiran pada kayu atau media lainnya.
Ke depan, pastinya dapat dipamerkan dalam berbagai event budaya dan salah satu di antaranya adalah di Festival Danau Sentani. Festival Danau Sentani merupakan pagelaran budaya yang menampilkan beragam kekayaan budaya Sentani dan Nusantara, mulai dari tari-tarian tradisional yang semarak dan memesona, kerajinan-kerajinan seni tradisional yang indah dan menawan, hingga kuliner khas Sentani tentunya sayang untuk dilewatkan.
Keberadaan lukisan di Situs Megalitik Tutari sebagai bukti yang menunjukkan suatu peradaban tinggi pada masa lalu dan memiliki nilai historis bagi masyarakat pendukungnya, sekaligus memberi tanggung jawab pada generasi masa kini sebagai pewarisnya untuk terlibat dalam pemanfaatan dan pelestariannya.
Karena dengan mengenal dan memahami lukisan megalitik Tutari bisa menjadikan kita sebagai pewaris budaya bersikap atau berperilaku lebih arif dan bijak dalam melihat hubungan sosial budaya dan lingkungan.
Hasil penelitian secara lengkap terhadap Situs Megalitik Tutari yang sudah kami lakukan bersama tim ini tidaklah hanya untuk memenuhi kepentingan akademis dan kepentingan ilmu pengetahuan saja. Â Â
Lebih dari itu, langkah pengembangan sebagai salah satu outcome untuk memenuhi kepentingan pendidikan (edukasional) terutama generasi muda demi mewujudkan cultural identity -- maka telah ditindak lanjuti melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Provinsi Papua sehingga disepakati untuk mengemas hasil penelitian dalam bentuk Buku Ajar Muatan Lokal dengan judul: Lukisan Megalitik Tutari.
(erlin novita idje djami).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI