judul buku          : Tanah Seberang
Penulis buku        : Kurnia Gusti Sawiji
Penerbit buku       : Buku Mojok
Tahun terbit         : Pertama, Juli 2018
Jumlah halaman     : 268 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-1318-68-3
Peresensi           : Andre Erliawan Sabilal Muhtadin, Mahasiswa Universitas Muhammadyah Malang, Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Novel Tanah Seberang karya Kurnia Gusti Sawiji mempunyai empat cerita yang berbeda tetapi disetiap cerita memiliki keunikan dan disetiap cerita tersebut juga mewakili dari judul buku. Kesan pertama saat membaca buku ini membuat penasaran dan ingin lanjut membaca buku ini.
Prolog cerita pertama menceritakan tentang tiga orang anak yang penasaran tentang dunia barat yang konon katanya menyajikan dunia yang berbeda terbalik dengan dunia timur yang mereka tempati, mereka berusaha merencanakan bagaimana caranya mereka bisa menuju dunia barat tanpa diketahui oleh sang ibu, karena sang ibu melarang ketiga bocah tersebut ke dunia barat karena mereka imigran gelap yang menetap di negara orang.
Cerita kedua menceritakan tentang dilema seorang anak yang memilih antara mempertahankan kewarganegaraanya atau merubah kewarganegaraanya. Jika dia mempertahankan kewarganegaraanya maka biaya pengobatan ayahnya akan mahal, karena ayahnya sedang sakit berat dan biaya pengobatan ayahnya sangatlah mahal, jika dia memilih mengganti kewarganegaraanya biaya pengobatan ayahnya akan lebih ringan karena biayanya nya dibantu oleh pemerintah, dia bingung antara memilih keluarganya yang sudah membesarkan dia dari kecil, atau memilih tanah air tumpah darahnya yang dia belum mengerti sama sekali tumpah darahnya sejak kecil. Cerita ketiga dan keempat harus membaca sendiri agar kemistri dari novel Tanah Seberang karya Kurnia Gusti Sawiji ini kena dan membekas.
Untuk kelebihan buku ini sendiri ceritanya menarik untuk dibaca, penulis sendri ingin pembacanya penasaran akan cerita yang terjadi dalam novel tersebut, walaupun ada empat cerita yang berbeda tetapi, disetiap cerita tidak membosankan, dan isi keempat cerita tersebut mewakili  dari judul buku tersebut. Untuk kelemahannya tidaklah banyak hanya kata katanya susah dicerna jika hanya membaca sekali saja, bahkan dua atau tiga kali baru mengerti.