Mohon tunggu...
erine_076
erine_076 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Komunikasi Online Berujung Maut

7 Oktober 2015   12:24 Diperbarui: 7 Oktober 2015   12:38 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Siapa yang tidak tahu apa itu teknologi? Apalagi jika membahas apa itu media sosial? Ya semua orang pasti tahu, baik dari anak-anak hingga orang tua pasti menikmati kecanggihan teknologi dengan media sosial yang ada. Masyarakat menggunakan media sosial untuk hiburan, mencari informasi, dan menambah teman, semuanya diberikan unttuk masyarakat. Dengan teknologi yang semakin berkembang tentunya memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat yaitu dapat mengetahui informasi-informasi baru, dapat berkomunikasi jarak jauh, dan yang pasti kita dapat menambah teman. Selain berdampak baik media sosial juga berdampak buruk bagi masyarakat yaitu penyalahgunaan tujuan utama dari dibentuknya media sosial yang kini digunakan untuk kejahatan seperti penipuan, pemerkosaan dan pencemaran nama baik.

Media sosial saat ini sangat beragam dimulai dari facebook, twitter, instagram, path dsb. Semua media sosial sangat diminati oleh para penggunanya. Namun karena terlalu sering menggunakan media sosial yang ada, mengakibatkan manusia sangat bergantung pada media sosial yang mereka miliki. Kini dengan adanya media sosial kebanyakan masyarakat juga tidak dapat membedakan mana yang seharusnya menjadi ruang publik dan mana yang seharusnya menjadi ruang privat, yang terjadi saat ini ruang privat dijadikan sebagai ruang publik dimana tanpa disadari permasalahan pribadi seseorang dapat diketahui oleh orang lain dengan menulis unek-unek di status media sosial. Terlihat bahwa secara tidak langsung hal ini dapat memancing orang lain melakukan kejahatan.

[1]Kasus yang ingin penulis angkat adalah kasus meninggalnya Erri Yunanto akibat selfie di puncak tusuk gigi Gunung Merapi dan terpeleset di kawah Merapi. Mahasiswa Atmajaya Yogyakarta ini ingin mengabadikan moment dan mengupload foto-fotonya di media sosial instagram. Karena ketergantungannya terhadap media dan Erri bermaksud untuk mengkomunikasikan foto-foto tersebut ke orang lain, yang ada malah Erri harus merelakan nyawanya demi mengabadikan suatu moment di Gunung Merapi.

[2]Dengan kasus yang telah penulis bahas, penulis menghubungkan dengan teori Ketergantungan yang dinyatakan oleh Frank. Teori ini menjelaskan dimana manusia sangat bergantung dengan media yang mereka miliki seakan-akan manusia tidak bisa lepas dari media. Dengan adanya kasus ini penulis mengharapkan bahwa masyarakat agar tidak terlalu bergantung pada media soaial yang dimiliki. Bukannya melarang menggunakan media sosial yang ada, namun lebih memperhatikan keselamatan diri sendiri dibanding harus merelakan nyawa demi berfoto dan menguploadnya di media sosial.

Salam Kompasiana!

 


[1] http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-jatuhnya-eri-yunanto-usai-selfie-di-puncak-merapi.html

[2] http://ilhamkusumah.blogspot.co.id/2011/06/teori-ketergantungan-media-dependency.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun