Mohon tunggu...
ERIK FEBRIAN
ERIK FEBRIAN Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang bankir yang menyukai traveling, dunia penerbangan, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pelajaran Akan Filosofi Hidup dari Pendakian Gunung Merbabu

18 April 2014   17:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permadani awan dan Sang Surya menyerbakan keindahan Puncak Syarif Gunung Merbabu

[caption id="" align="aligncenter" width="585" caption="Permadani awan dan Sang Surya menyerbakan keindahan Puncak Syarif Gunung Merbabu"][/caption]

Awal Bulan Juni 2013 ini menjadi sebuah awal bulan yang sangat istimewa bagi saya. Di tanggal 1 Juni 2013 tersebut saya mewujudkan salah satu mimpi saya yang saat ini sudah terwujud yaitu bisa mendaki gunung. Baiklah, mungkin mendaki gunung bagi seseorang adalah sebuah hal biasa dan bukanlah merupakan hal besar, namun bagi saya mendaki gunung adalah sebuah impian sekaligus sebuah pengharapan besar. Sebuah impian bagi saya untuk menikmati perjalanan pendakian, menikmati keindangan puncak sebuah gunung, dan menikmati keindahan permadani awan yang luas terbentang tak terbatas. Sebuah pengharapan besar bagi saya untuk dapat menikmati hikmah dari setiap langkah kaki yang saya gerakan, menemukan sebuah arti kehidupan dan arah sebuah perjalanan hidup,dan membuat sebuah ringkasan sebuah perjalanan yang indah dan takan terlupakan.

Waktu ini, waktu ketika saya bisa melakukan pendakian sebuah gunung adalah waktu-waktu yang saya tunggu-tunggu selama ini. Sebelumnya, saya hanya mendengar cerita keindahan dan cerita perjalanan pendakian dari tetangga ataupun teman-teman kampus lainnya. Pada saat itu, saya tidak bergabung dengan teman-teman kampus pecinta alam. Namun disetiap cerita mereka saya mendengarkan cerita mereka dengan penuh antusias dan pengharapan semoga suatu saat bisa melakukan pendakian gunung. Tibalah sekitar 1 minggu sebelum tanggal pendakian, saya diajak oleh seorang teman kantor saya Mas Taufik Kurohman untuk bergabung mengikuti pendakian. Semula saya tertegun, apakah saya bisa untuk melakukan hal ini, karena Gunung yang akan saya daki adalah Gunung Merbabu, sebuah gunung besar dengan tingkat medan yang sangat menantang, namun pada saat itu pula saya mengiyakan untuk mengikuti perjalanan tersebut dengan melihat bahwa ini adalah sebuah impian saya dan pengharapan mendapatkan berbagai hikmah sebuah kehidupan. Keberangkatan saya menuju Gunung Merbabu adalah bukan sebuah perjalanan main-main, saya harus membulatkan tekad saya dan semangat yang luar biasa agar saya bisa menuju puncak. Saya memastikan bahwa saya sangat antusias menjalankan kegiatan ini. Alhamdulillah, semua persiapan telah dilakukan dan tibalah di tanggal 1 Juni 2013. Pagi pukul 03.30 WIB saya sudah dihubungi Ketua Tim Pendakian Fariez Fauzy Fadli dimana dia memastikan bahwa saya sudah bangun dan siap untuk berkumpul ditempat yang sudah disepakati bersama yaitu di Kantor BTN Syariah Yogyakarta Kotabaru pukul 04.30 selepas sholat subuh. Pukul 05.00 pagi saya bersama dengan 7 anggota tim pendakian lainnya yang notabene seluruhnya berasal dari BTN Syariah berangkat dari Yogyakarta menuju ke Kabupaten Semarang menggunakan kendaraan operasional kantor kami. Selain saya, tujuh orang lainnya yang berangkat bersama adalah Taufik Kurohman, Astrio Purna Wicaksana, Wahidun, Mulyanto, Dedi Supriyanto, Fariez Fauzy Fadli, dan terakhir Ferdian Akmal. Hampir sebagian dari mereka sudah memiliki pengalaman menaiki gunung-gunung di Pulau Jawa. Kami menamakan tim pendakian ini adalah Tim BTN Syariah Jogja Adventure. Jam sudah menunjukan pukul 07.00 akhirnya kita sampai di Basecamp Pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu, kali ini kita memutuskan untuk menaiki Gunung Merbabu melalui Basecamp Dusun Tekelan. Basecamp ini dapat di jangkau dari Yogyakarta menuju Magelang lalu kearah Salatiga dan menuju Kopeng setelah itu dilanjutkan menuju Dusun Tekelan, Desa Batur, Kec. Getasan, Kab. Semarang. Apabila anda menggunakan kendaraan umum juga sangat mudah untuk dijangkau yaitu dari arah Magelang naiklah mikro bus kecil menuju kearah Kopeng dan anda dapat melanjutkan perjalanan anda dengan jalan kaki menuju ke basecamp Tekelan atau menggunakan ojeg. Sebagai informasi apabila kita mau mendaki Gunung Merbabu ini sebenarnya ada beberapa pilihan opsi pendakian yaitu melalui beberapa jalur berikut ini :

  1. Jalur Selo, Desa Tarubatang, Kec. Selo, Kab. Boyolali
  2. Jalur Wekas, Desa Kenalan, Kec. Pakis, Kab. Magelang
  3. Jalur Tekelan, Desa Batur, Kec. Getasan, Kab. Semarang
  4. Jalur Cunthel, Desa Kopeng, Kec. Getasan, Kab. Semarang

Di basecamp pendakian ini kita mengisi formulir identitas nama-nama pendaki yang akan berangkat mengarungi Taman Nasional Gunung Merbabu, termasuk perkiraan waktu kembali dari Gunung Merbabu. Di basecamp ini terdapat, sebuah warung yang menyediakan sarung tangan, kaos kaki, alat-alat pendakian, makanan kecil, dll. Ditempat ini pula terdapat tempat penitipan sepeda motor dan kendaraan roda empat, rumah pemilik basecamp yang menyediakan tempat tidur untuk beristirahat, dll. Sangat direkomendasikan untuk melalui pendakian dari basecamp ini.

Tim BTN Syariah Jogja Adventure di Basecamp Tekelan sesaat sebelum pendakian

Pendakianpun dimulai, tepat pukul 08.55 kami mulai melangkahkan kaki menyusuri jalur menuju Taman Nasional Gunung Merbabu. Pertama kita melewati padang pertanian penduduk seperti ladang kubis, ladang tanaman tembakau, dan setelah 15 menit berjalan kita langsung disuguhi rimbunan pohon pinus. Disepanjang perjalanan tersebut kita bertemu masyakarakat lokal yang sedang bertani atau sedang membawa hasil panennya ataupun hasil pencarian rumput dan kayu bakar. Saya sangat termotivasi ketika melihat beberapa nenek renta yang masih kuat melangkah dengan cepat menanjaki ladang dan bukit disekitar kaki gunung tersebut. Tiba-tiba, baru berjalan sekitar 20 menit ada salah satu anggota tim yang memutuskan untuk membatalkan pendakian dengan alasan satu dan lain hal, sehingga kita mendaki hanya bertujuh orang saja namun hal ini tidak memupuskan semangat kami. Ibarat sebuah kehidupan, kita harus mempunyai kebulatan tekad dan keyakinan serta kemauan keras untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus berangkat dari keyakinan kita pasti bisa sehingga kondisi apapun yang mendera kita selama pendakian dapat kita lalui dengan baik. Perlu teman-teman ketahui, karena ini adalah pendakian saya pertama kalinya, di perjalanan dari basecamp Tekelan menuju Pos I Pending ini saya berkeringat luar biasa seperti hujan, dan inilah keringat luar biasa saya yang mengucur dengan deras seperi hujan J (ketahuan kalau kurang olah raga hehe). Jalur menuju Pos I ini juga mempunyai track yang naik, naik, naik, dan naik terus hanya diladang penduduk sekitar 10 menit kita dimanjakan dengan daerah yang landai. Alhamdulillah setelah satu jam berjalan sampailah kita di Pos I Pending. Saya, Mas Taufik, dan Fariez sudah sampai 15 menit sebelum anggota tim lainnya sampai di pos ini. Pos ini terdiri dari sebuah bangunan permanen seperti rumah namun terbuka dan menyediakan air bersih disekitar Pos I ini. Di pos ini pula dikelilingi pohon-pohon pinus yang sangat rindang dan berada di ketinggian sekitar 1.930 mdpl.

Pos I Pending

Mulai dari Pos I ini menuju Pos 2 yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan ini kita sudah jarang atau bahkan tidak menemukan penduduk yang sedang berladang, mencari kayu bakar, atau mencari rumput. Pemandangan yang indah dan menawan dari jalur ini membuat semangat terus menggelora untuk bisa secepatnya bisa mencapai puncak Merbabu (walaupun masih jauh sekali). Hutanpun semakin rimbun dan padat namun jalur Tekelan menuju Puncak Merbabu ini sangat mudah dibaca karena terdapat banyak petunjuk arahnya. Berbicara masalah hutan, apabila digunakan klasifikasi vegetasi hutan Indonesia menurut Van Steenis, maka kawasan TN Gunung Merbabu mempunyai formasi hutan berikut ini :

  1. Hutan Hujan Pegunungan (elevasi ketinggian 1.000-2.400m dpl)
  2. Hutan Hujan Sub Alpin (elevasi ketinggian 2.400-3.150m dpl)

Akhirnya sampailah kita di Pos II atau Pos Ijo tepat pukul 11.00, disebut Pos Ijo karena bangunan yang ada di Pos ini yaitu sebuah gubuk kecil berdinding seng ini dahulunya berwarna ijo namun karena sudah luntur dan dicorat-coret sehingga sudah tidak terlihat warna aslinya. Pos ini disebut juga sebagai Pos Pereng Putih, karena disekitar pos ini kita disuguhi pereng atau tebing-tebing bebatuan yang berwarna putih dan indah sekali. Tempat ini sebenarnya bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda namun tentunya jarak dari Pos II ini ke puncak masihlah sangat jauh sehingga untuk berkemah direkomendasikan di pos lainnya yang lebih dekat dengan Puncak Merbabu. Pos ini berdiri di ketinggian 2.165 mdpl.

Pos II Pendakian Puncak Merbabu (Pos Ijo/Pos Pereng Putih)


Kondisi track jalur pendakian dari Pos II ke Pos III

Kembali berjalan dan mendaki menyusurui pesona Taman Nasional Merbabu, jalur yang dilaluipun masih naik, naik, dan naik, terjal memang namun masih dapat di tolerir. Setelah berjalan sekitar 1 jam kita sudah sampai di Pos III yaitu Pos Gumuk Mentul, lokasi ini berada di ketinggian 2.342 mdpl. Di pos ini tidak terdapat bangunan seperti yang terdapat di Pos I dan Pos II hanya sebuah tanah lapang. Air disini pun masih ada, namun ini adalah pos terakhir yang menyediakan air. Di pos ini terdapat petunjuk untuk mendapatkan air dengan jarak 20 m dari pos namun setelah saya dan anggota tim lainnya mencari hingga 100 m ke arah air tersebut namun kami tidak menemukan sumber air yang dimaksud. Di Pos ini anggota tim Taufik Kurohman juga sempat melihat satwa yang jarang kita lihat yaitu sejenis Kera berukuran besar. Disini kita melakukan solat Dhuhur dan Ashar kita sekaligus dengan cara tayamum untuk mensucikan badan kita terlebih dahulu. Setelah sholat duhur dan ashar kita melanjutkan makan siang dengan bekal yang sudah kita bawa seperti roti tawar.

Sesaat sebelum memasuki Pos IV sudah jarang ditemui pepohonan, kita mulai memasuki padang sabana

Setelah beristirahat selama 30 menit kita melanjutkan perjalanan menuju ke Pos IV, dari posisi ini sebenarnya saya sudah mulai sedikit cape karena track yang mulai menanjak, namun apresiasi dari teman-teman seperti mengatakan “Erik, kamu luar biasa dan pasti bisa” itulah yang membuat saya menyimpan rasa capek saya dan terus semangat untuk mengarungi Taman Nasional Merbabu. Satu hal penting yang saya pelajari dari perjalanan ini adalah ternyata “The Power of Appreciation”’ itu efeknya sangat luar biasa, hal ini dapat saya pelajari dan saya gunakan nantinya dikehidupan yang lain, hal kecil seperti bagaimana kita mengucapkan kepada orang lain “Kamu Hebat” atau “Kamu Keren” ternyata dapat menimbulkan semangat baru bagi orang lain tersebut. Hal yang saya senang dan sangat kagum dari tim ini adalah mereka tidak ada sedikitpun dari perjalanan awal sampai dengan akhir yang menyampaikan secara verbal “Saya Capek”, “Uh, jauh banget masih”, “Aduh, Jalannya Naik Terus Sih”. Puji syukur mereka selalu melontarkan kalimat-kalimat positif sepanjang perjalanan dan malah saling mengapresiasi satu sama lain. Dan saya yakin ini adalah salah satu kunci keberhasilan tim menuju puncak Gunung Merbabu ini. Karena seperti apa yang dikutip dari Buku The Secret karangan Rhonda Byrne dimana apabila kita melontarkan atau memikirkan hal-hal yang positif maka hasilnya juga akan positif, namun apabila kita melontarkan kata-kata atau pemikiran negatif maka hasilnya adalah kegagalan atau hal-hal negatiflah yang akan terjadi.

Pos IV Pos Lempong Sampan, pos ini mempunyai tanah cukup lapang sehingga sering digunakan pendaki untuk mendirikan tenda karena sudah dekat dengan Puncak Merbabu

Setelah sekitar 1,5 jam berjalan akhirnya kita sampailah di Pos IV yaitu lebih dikenal dengan Pos Lempong Sampan. Pos ini cukup lapang dan biasanya digunakan juga oleh pendaki sebagai tempat mereka berkemah atau mendirikan tenda karena ini adalah pos pendakian terakhir dan jaraknya hanya sekitar 1,5 jam dari Puncak Pertama Watu Gubuk atau sekitar 3-4 jam dari Puncak Syarif dimana mereka bisa melanjutkan pendakiannya didini hari. Di pos ini adalah perpisahan antara hutan belantara dan daerah rerumputan kering, namun disini perlu diwaspadai akan binatang-binatang liar karena masih dekat dengan hutan yanng cukup lebat. Pos ini berada di ketinggian 2.509 mdpl.

Padang Sabana selepas dari Pos IV menuju Puncak I Gunung Merbabu

Istirahat di pos ini cukup lama sekitar 20 menit, kemudian perjalanan kita lanjutkan menuju Puncak Pertama Gunung Merbabu yaitu Puncak Watu Gubug, perjalanannya semakin menguras tenaga karena medan yang sangat curam dan sebagian berbatuan, disini kita sudah mulai banyak berhenti dengan melihat tingkat track yang semakin menantang dan kondisi fisik yang sudah berjalan cukup lama sekitar 4,5 jam. Namun karena kita semua anggota tim sudah menentukan goal atau target pertama kita harus bermalam disekitar Pos Helipad yaitu setelah Puncak II atau Watu Tulis (sekitar 2,5 jam perjalanan lagi) sehingga kaki yang terasa berat untuk berjalan pun tetap kita paksakan dan alhamdulillah kita bisa mencapai Puncak I Taman Nasional Gunung Merbabu ini. Ada hal yang dapat kita ambil dari hal ini kedalam kehidupan sehari-hari kita, yaitu kita hidup harus memilih apakah kita akan menjadi orang yang biasa-biasa saja melakoni kehidupan dengan biasa-biasa saja mengikuti arus saja atau kita akan hidup dengan tujuan dan goal yang jelas, goal yang sudah kita bisa tentukan kapan hal itu akan dicapai dan diimplementasikan beserta bagaimana kita berfikir untuk mencapainya. Apabila kita memilih opsi yang kedua beserta konsekuensinya kita akan semakin semangat dalam hidup, hidup kita akan penuh passion, penuh antusiasme karena kita sudah membayangkan dan mengafirmasikan apa yang akan kita raih dan merasakan perasaan yang akan kita raih itu sehingga hal-hal yang kita hadapi kedepan dapat kita selesaikan dan minimalisir. Kembali ke masalah Gunung Merbabu kembali, sebagai informasi bahwa Gunung Merbabu ini memiliki 7 puncak gunung atau biasa disebut 7 summits. Ketujuh puncak gunung ini adalah Puncak Watu Gubug, Puncak Watu Tulis, Puncak Geger Sapi, Puncak Syarif, Puncak Ondo Rante, Puncak Kenteng Songo, dan Puncak Trianggulasi. Di puncak yang pertama ini kita berada di ketinggian 2.729 mdpl, anda juga sudah dapat membayangkan seperti apa puncak ini dari nama puncaknya. Ya, Watu Gubug berarti puncak ini penuh bebatuan besar. Disini pemandangan sungguh luar biasa. Kita bisa melihat bentangan alam yang sangat luas, permadani awan seolah-olah berada di bawah kaki kita, embun yang mengembuspun seolah-olah mengirimkan ke eksotisan tempat ini, tanaman yang tumbuhpun hanya rumpur-rumput kering dan peponan kering.

Melalui jalur ini pendaki harus sangat berhati-hati dengan bebatuan yang terjal dan liar menuju Puncak I Watu Gubug

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun