Film “Samin vs Semen” dikerjakan oleh beberapa profesional yang merupakan ahli di bidang audio visual. Hal ini tampak dari penggunaan kamera udara & musik yang mampu memberikan mood, bahkan sebuah emosi dari naratif yang diusung. Naratif terkesan lugas dan “to the point”. Struktur dalam membangun pondasi tentang isu semen, ditampilkan dengan shot awal dari kamera udara wilayah Kendeng serta kombinasi alunan tembang Jawa. Hal ini semakin membentuk opini publik, bahwa film ini adalah film yang mewakili masyarakat Rembang (Jawa Tengah). Dengan struktur penceritaan ini, terlihat sangat mudah untuk menggiring ke sebuah argumentasi. Apalagi didukung dalam menampilkan seorang public figure aktivis perempuan & lingkungan.
Kemudian “Sikep Samin Semen” adalah sebuah penuturan yang dibuat seakan ala kadarnya. Karena mungkin ingin mengacu kepada “cinema verite”, tokoh yang memerankan pun hanya berperan menjadi dirinya sendiri. Terlepas ada beberapa bagian yang kedua tokoh tersebut harus melakukan akting dan membiasakan diri berada di depan kamera.
Namun dalam konsep yang diusung mempunyai sebuah naratif yang filosofis. Film yang menggambarkan tentang pencarian sebuah kebenaran melalui perjalanan dua anak muda yang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan beberapa “sesepuh” Samin. Film ini mempunyai explicit & implicit meaning. Secara explicit, ingin menunjukkan kebenaran dari ajaran Samin. Kemudian secara implicit ingin memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas, khususnya pembuat film “Samin vs Semen” agar lebih bijaksana untuk mengkaji, meminta izin, mencari ilmu ataupun “sowan” kepada sesepuh Samin. Karena di Indonesia, budaya yang sudah mengakar itu juga masih sering dilakukan di Indonesia. Paling tidak hanya untuk mendapat restu. Jangan sampai untuk bertindak lancang dan memanfaatkan sebuah ajaran leluhur, sehingga ajaran tersebut menjadi terkesan sepele.
Tanpa disadari, penggunaan mise en scene dari film “Sikep Samin Semen” menunjukkan ke-Indonesia-annya dengan menampilkan foto-foto tokoh pemimpin bangsa Indonesia. Secara psikoanalisa, dapat dikatakan bahwa film maker ingin menunjukkan sifat nasionalis dalam dirinya.
Goal dari Film
Kedua film ini mempunyai Goal yang lebih terkesan mulia, terlepas dari penyalahgunaan “Samin”. “Samin vs Semen” merupakan pihak yang kritis terhadap pembangunan pabrik PT Semen Indonesia. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa lingkungan juga bisa rusak tanpa AMDAL yang direncanakan dengan baik. Seperti yang sempat saya kemukakan di atas, bahwa isu lingkungan hidup atas pembangunan pabrik sudah harus menjadi pembahasan dan perlu dikaji secara mendalam.
“Sikep Samin Semen” adalah sebuah akibat dari film “Samin vs Semen”. Plot utama dari film ini adalah pembenaran tentang ajaran Samin. Lalu, sub plot-nya adalah tentang pendapat suku Samin itu, terhadap isu pembangunan pabrik PT Semen Indonesia.
Kesimpulan
Menengok ke belakang tentang sejarah Indonesia, bahkan dunia sekalipun, hingga saat ini, film masih mempunyai kekuatan luar biasa untuk membentuk opini publik. Bahkan bisa digunakan sebagai kendaraan untuk menciptakan kekuatan sosial, hankam & politik. Yang perlu disadari oleh film maker adalah, seorang film maker harus mampu untuk mempertanggungjawabkan hasil karyanya. Entah itu baik ataupun buruk, selalu akan ada resiko yang harus dihadapi.
Seperti halnya profesi Dalang, dalam masyarakat Jawa sudah dikenal bahwa seorang Dalang mempunyai pengetahuan yang lebih daripada orang kebanyakan. Dalam jarwo dhosok, Dalang diartikan ngudal piwulang, yang artinya membeberkan ilmu.
Oleh karena ketidakpantasan penyebutan nama Samin dalam film “Samin vs Semen”, sehingga dirasa perlu untuk diluruskan, agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Kemudian untuk menyikapi isu tentang pembangunan pabrik PT Semen Indonesia itu sendiri, kita harus mencoba untuk berpikir secara global. Melihat sejarah revolusi industri yang terjadi di beberapa negara, seperti halnya Inggris, mampu menggerakkan perekonomian lebih maju. Tidak berbeda dengan industri yang dikelola oleh PT Semen Indonesia sebagai BUMN. Tujuannya adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara masif dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.