Mohon tunggu...
Erica Fourlina
Erica Fourlina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Hukum

Yakobus 2 : 17

Selanjutnya

Tutup

Film

Penegakan Etika Profesi Hukum Indonesia, Film "A Few Good Men"

22 April 2020   13:16 Diperbarui: 22 April 2020   13:12 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinopsis : 

A Few Good Men adalah sebuah film drama hukum Amerika tahun 1992 yang disutradarai oleh Rob Reiner dan dibintangi beberapa pemain seperti Tom Cruise, Jack Nicholson, dan Demi Moore, dengan Kevin Bacon, kevin Pollak, Wolfgan Bodison, James Marshall, J. T. Walsh, dan Kiefer Sutherland dalam penran pendukung . Film ini diadaptasi untuk latar lebar oleh Aaron Sorkin dari pemain panggung dengan nama yang sama, namun meliputi kotribusi-kontribusi yang dibuat oleh William Goldman.

Cerita dimulai di Guantanamo Bay, Kuba, di sebuah markas korps Angkatan Laut. Ada seorang parjurit bernama Santiago yang fisiknya tak terlalu kuat sehingga sehingga sering pingsan saat latihan . Ia mengajukan permohonan untuk dipindahkan ke korps lain, dalam suratnya ia menjanjikan akan membeberkan tentang sebuah kasus penembakan yang dilakukan kawannya, sebagai ganti tarnsfer yang ia minta. surat tersbut dibaca oleh pimpinan korps, Kolonel Nathan Jessup yang merupak pimpinan yang kejam, congkak dan gila hormat. dalam caranya berbicara selalu diucapkan dengan pelan namun sangat menusuk.

Anak Buahnya (Kol. Markinson) meminta agar Santdiago ditransfer saja, tetapi Jessup tak sependapat. Cara Jessup menghina dan permalukan Markinson yang mengatakan bahwa ide Jessup salah, sangatlah dingin serta tajam. Lalu pada satu malam masuklah 2 orang parjurit ke kamar Santiago, mendekap mulutnya dengan secarik kain dan mengikat kaki serta tangannya. Tak lama kemudian Santiago muntah darah dan meninggal dunia.

kasus ini diberikan kepada Daniel Kaffee dan dibantu oleh temannya Joanne Galloway yang berkerja ditempat yang sama. Daniel Alistair Kaffee lahir 8 Juni 1964 di Mercy Hospital Boston, ayahnya bernama Lionel Kaffee mantan Advokat Angkatan laut dan Jaksa Agung Amerika Serikat meninggal pada tahun 1985. Daniel Kaffee perna berkuliah di Fakultas Hukum Harvard dan kemudian masuk Angkatan Laut, Daniel Kaffee adalah sosok pengacara yang ceroboh (suka lupa bawa bolpen dan lebih senang bermain baseball ketimbang ikut rapat) namun prestasinya dalam bidang hukumnya sangat luar biasa. sedangkan Jo (panggilan Joanne) berambisi untuk menangani kasus ini, sehingga kecewa berat ketika tahu bahwa ia dikalahkan oleh pengacara muda yang baru bekerja selama 9 bulan belum ada 1 tahun bekerja.

Terdakwa bernama Dawson dan Downey, seorang parajurit yang dituduh membunuh Santiago. Dalam pernyataannnya Dawson mengakui bahwa telah melakukan penyergapan terhadap Santiago karena Santiago dianggap telah melanggar "code red" yaitu peraturan tidak tertulis bahwa prajurit yang melanggar kedisiplinan harus dihukum.

Hukuman itu kadang-kadang di luar batas kemanusian;  misalnya prajurit yang melanggar suatu tindakan kedisiplinan bisa dikurang dalam sebuah sel selama 7 hari, dan selama itu tidak diberi makan makanan yang layak hanya air minum serta biskuit. Alasan petinggi karena tindakan ceroboh itu bisa membahayakan seluruh korps, dimana keadaan meraka untuk menjaga dan melindungi  Negara. Adapun bentuk prioritas mereka utama meraka yang dinyatakan oleh Dawson urutanya adalah Units-Corps-God-Conuntry (Unit-Korps-Tuhan-Negara). Mereka menganggap bahwa kedudukan Negara lebih tinggi dari pada tuhan.

Setelah bekerja keras mengumpulkan fakta, bukti, dan strategis, akhirnya hari yang ditunggu untuk sidang pun dimulai. Diruang sidang  Danny dan 2 orang rekan  pengacaranya  hanya ada kemungkinan kecil untuk memenangkan pekara. Itu karena kasus ini terletak pada level tertinggi pada stuktur jabatan Korps Angkatan Laut ini, yakini Kol. Jessup. Ia memrintahkan "code red" pada anak buahnya untuk menghabisi Santaigo. Saksi kuncinya adalah Kol. Markinson. Ia terbebani secara moral karena ia seharusnya dapat mencegah  kematian seorang anak manusia, namun ia tak berbuat apa-apa. Hingga pada akhirnya Markinson memilih untuk melakukan bunuh diri sebelum datang ke pengadilan selanjutnya yang dimana dipanggil kembali sebagi saksi.

Kehilangan saksi kunci meluluhkan semangat Danny , ia bahkan sempat ingin mundur untuk menangani kasus tersebut, namun semangat yang di berikan 2 rekan pengacaranya Joanne dan Sam membuat ia bertekat untuk berjuang kembali  dengan cara mendudukan Kol. Jessup di kursi pengadilan sebagai saksi. Hari- hari itu mereka  bekerja  Extar Keras, menelusuri setiap jejak dan mengejar setiap fakta yang bisa dijadikan sebagai bukti yang kuat. Nyatanya, bukti yang meraka miliki saat ini sangatlah lemah, karena Kol. Jessup sudah memanipulasi bukti-bukti yang ada dengan rapi.

Jalan keluar satu-satunya adalah dengan mempermainkan sisi manusiawi Jessup, yakni egonya yang tinggi. Dengan cara yang cerdik, Danny berhasil memanikan ego Jessup hingga menggirinya untuk mengatakan dengan lantang kalimat yang menyatakan bahwa bahwa dirinya yang telah memberikan perintah kode red itu kepada Dowson dan Downey dengan beralasan bahwa Santaigo memang pantas mendapatkannya karena akan dianggap tidak dapat kewajibannya sebagai seorang anggota militer yang disebabkan kekurangan fisik pada tubuhnya. Dan dengan demikian ditangkaplah Kol. Jessup sebagai penjahat.

Kemudian  persidangan sejenak menunggu putusan dari juri. Kemudian putusan tersebut menyatakan bahwa  kedua  terdakwa, Dowson dan Downey dibebaskan dari dakwaan pembuhunuhan, tetapi harus hilang jabatannya sebagi prajurit dengan cara tidak hormat. Kemudian Downey mempertanyakan mengapa mereka masih harus dihukum, meski sudah terbukti Kol. Jessup lah penjahatnya? Jawaban Dowson yaitu" kita tetap bersalah. Kita mengikuti perintahnya begitu saja. padahal kita harusnya bisa menolong kawan kita Santiago, tapi kita tidak melakukannnya dan bahkan kita hanya diam menyaksikannya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun