Mohon tunggu...
Erica AuliaWidiani
Erica AuliaWidiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer - Content Creator - Businesswoman

Nama Lengkap : Erica Aulia Widiani | Seorang mahasiswa, menyukai tulis menulis dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahaya Toxic Productivity: Kenali Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

19 Januari 2022   19:46 Diperbarui: 19 Januari 2022   20:13 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.freepik.com

Seiring berjalannya waktu, dimana teknologi sudah berkembang pesat, dan orang-orang mulai melek akan masa depan. Tentunya menjadi salah satu pengaruh dari meningkatnya produktivitas dalam hidup.

Namun tanpa kita sadari, produktivitas yang terlalu ekstrim bisa menjadi toxic dan dapat berdampak buruk bagi kehidupan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi pola tidur bahkan membuat kesehatan kita jadi terganggu.

APA SIH TOXIC PRODUCTIVITY ITU?

1. Dr. Julie Smith-Psikolog klinis dari Hampsire, Inggris

Toxic productivity ialah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.

2. Erika Ferszt-Psikolog organisasi di London

Toxic productivity ialah ketidakmampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas dengan alasan untuk melakukan aktivitas itu.

Pada intinya, toxic productivity adalah kondisi dimana kita kesulitan mengontrol diri dalam melakukan sebuah pekerjaan. Kita selalu  merasa kurang atas apa yang sudah kita kerjakan. Bahkan menganggap istirahat merupakan suatu hal yang dapat menggangu produktivitas kita.

CIRI-CIRI TOXIC PRODUCTIVITY

  • Merasa Harus Selalu Produktif

Memiliki keinginan untuk mengerjakan suatu hal, atau merampungkan pekerjaan yang kita punyai menandakan kita memiliki tanggung jawab yang baik. Tapi bukan berarti kita harus selalu bergerak untuk melakukan suatu hal. Produktif adalah ketika kita melakukan pekerjaan dengan porsi yang cukup dan terkendali. Ketika kita mengharuskan diri untuk terus produktif setiap saat, sudah saatnya kita mulai berhati-hati dan mengendalikan diri agar tidak mengalami toxic productivity.

  • Mempunyai Ekspektasi Yang Tidak Realistis

Punya ekspektasi terhadap hal yang kita kerjakan itu merupakan hal yang wajar. Tapi jangan sampai ekspektasinya jadi tidak masuk akal. Karena hal ini tentunya sangat berpengaruh dengan pola kerja kita. Semakin tidak realistis ekpektasi yang kita punya, semakin gila pula keinginan kita untuk bekerja agar bisa memenuhi keinginan kita tersebut.

  • Merasa Bersalah Ketika Beristirahat Sedikit Lebih Lama

Mindset bahwa istirahat merupakan hal yang sia-sia karena membuang waktu untuk tidak melakukan apapun sangatlah keliru. Apapun yang sedang kita lakukan, istirahat merupakan hal yang sangat diperlukan untuk memberikan jeda bagi kita.

  • Selalu Tidak Pernah Merasa Puas

Merasa tidak puas dengan apa yang kita kerjakan akan membuat kita jadi jengkel sendiri. Apalagi dengan ketidakpuasan itu kita malah jadi membandingkan diri dengan orang lain, dan membuat kita gila untuk bekerja. 

  • Bingung dengan Pekerjaan Apa Yang Harus Dilakukan

Banyaknya pekerjaan yang kita punya malah menyebabkan kita sering lupa tentang jadwal yang kita miliki saking banyaknya. Bukannya jadi produktif seperti yang kita mau, pekerjaan-pekerjaan itu malah jadi terbengkalai karena keburu malas.

PENYEBAB TERJADINYA TOXIC PRODUCTIVITY

Toxic productivity bisa muncul ketika kita melihat keberhasilan orang lain. Melihat proses yang mereka lakukan dengan berusaha mati-matian membuat kita jadi beranggapan bahwa ketika kita tidak produktif seperti mereka, kita tidak akan sukses seperti mereka pula. Sampai-sampai ketika dalam sehari saja kita tidak melakukan satu saja pekerjaan, kita jadi merasa bahwa tidak berguna dan merasa kita akan gagal di masa depan.

Padahal kesuksesan orang lain tidak selalu bisa kita jadikan tolak ukur. Karena setiap manusia tentu memiliki jalan mereka masing-masing dalam mendapatkan suatu hal yang mereka mau.

Ditambah dengan kemajuan teknologi yang memudahkan kita mengakses dunia maya. Melihat ternyata banyak orang di luar sana 'terlihat' sangat produktif membuat kita jadi semakin menggebu untuk melakukan sesuatu. Yang perlu kita ingat adalah, produktif itu baik. Itu membuktikan bahwa kita bersungguh-sungguh untuk berproses demi menggapai keinginan kita. Tapi jangan sampai produktivitas yang kita lakukan malah mejadi racun bagi kita sendiri. Lakukan sewajarnya. Lakukan secukupnya.

CARA MENGATASI TOXIC PRODUCTIVITY

Setelah menyadari bahwa kita mengalami toxic productivity, sebaiknya kita menghentikan diri sejenak untuk kembali memperbaiki apa yang sekiranya salah dalam diri kita. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk bisa mengatasi toxic productivity, diantaranya:

  • Lakukan Self Talk

Membiasakan diri untuk self talk tentu sangat memberikan dampak positif. Self talk membantu kita untuk berpikir ulang tentang apa yang baik dan buruk. Tentang pilihan apa yang harus kita ambil.

  • Buat Jadwal Harian

Membuat jadwal harian tentang hal apa saja yang akan kita lakukan pada hari ini atau esok hari sangat membantu mengendalikan diri kita untuk melakukan suatu hal. Pekerjaan kita jadi lebih efisien dan lebih terarah.

  • Buat To Do-List

Apa bedanya jadwal harian dengan to do-list? Tentu ada bedanya, dong. Jika dalam jadwal harian kita menulis semua kegiatan yang akan kita lakukan hari itu, dalam to do-list kita hanya menulis 'pekerjaan' yang ingin kita lakukan. Seperti, 'Hari ini aku ada kelas dengan media Zoom' 'Hari ini aku harus upload dua artikel pada jam sekian dan sekian dengan tema bla bla bla'. Ini juga membuat plan kita lebih terarah, bahkan memudahkan kita untuk mencapai goals yang kita mau.

  • Beri Batasan Waktu Pada Pekerjaan

Setelah membuat to do-list, atur berapa lama waktu yang kita perlukan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan begitu kita bisa menggunakan waktu dengan baik tanpa meremehkan dan tergesa-gesa dengan waktu yang ada.

  • Luruskan Mindset Bahwa Istirahat Itu Tidak Salah

Ketika kita merasa capek, badan pegal-pegal, atau pinggang mulai linu, silakan untuk menutup laptop, buku, atau apapun yang ada di depan kita. Regangkan tubuh dan istirahatkan diri sejenak. Jika kita mulai gelisah ketika mengingat pekerjaan, bahwa akan lebih baik waktu istirahat digunakan untuk melakukan suatu hal yang bisa menghasilakan. 

Coba diam dan perlahan tanamkan mindset bahwa, 'Tidak papa aku bersitirahat. Aku perlu istirahat agar bisa bekerja dengan badan yang segar dan pikiran yang sehat. Denga beristirahat, pekerjaan yang aku lakukan akan lebih berkualitas dan akan menghasilan suatu hal yang berkualitas pula'. 

Tapi ingat, atur juga waktu yang kamu gunakan untuk beristirahat agar tidak kebablasan.

  • Apresiasi Diri 

Setelah bersusah-payah menyelesaikan pekerjaan, biasakan untuk mengapresiasi diri. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap pikiran dan mood kita. Melakukan apresiasi diri sama dengan menghargai proses yang kita lakukan. Tidak perlu dengan membeli makanan atau barang dengan harga yang mahal, cukup dengan berterima kasih pada diri sendiri. 

'Terima kasih telah berhasil menyelesaikan pekerjaan yang telah kita mulai. Terima kasih telah belajar menjadi bertanggung jawab terhadap apa yang kita kerjakan. Kamu sangat hebat.'

  • Minta Bantuan Orang lain

Kalau kita mungkin pelupa, atau merasa kesulitan untuk melakukan cara-cara di atas sedirian. Kita bisa meminta bantuan terhadap seseorang yang kita anggap bisa membantu kita. Dengan mengingatkan bahwa kita harus stop ketika sudah melangkah terlalu jauh. Selalu ada jalan menuju roma bukan?

Mencapai goals, mendapatkan apa yang kita mau dan meraih impian merupakan suatu hal yang didambakan oleh banyak orang bahkan diri kita sendiri. Tapi memaksakan diri bukanlah cara yang baik. Setiap manusia punya potensi masing-masing, dan tugas kita adalah mengenali potensi kita lalu mengembangkannya. 

Termotivasi oleh seseorang boleh, tapi jangan meniru semua-muanya yang dia lakukan. Harus ada yang disisakan untuk membedakan perjuangan kita dengan orang lain. Ingat, dalam perjalanan yang kita lalui, ada waktunya untuk berhenti sebentar. Sekedar menghela napas atau mengingat lagi tujuan awal kita. Masih di jalan yang samakah kita sekarang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun