Mohon tunggu...
Rahmat nur fajri
Rahmat nur fajri Mohon Tunggu... Pelajar

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dibalik Keburukan,Ada Kebaikan

10 September 2025   17:50 Diperbarui: 10 September 2025   17:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dibalik Keburukan, ada Kebaikan

Pagi itu udara terasa berbeda. Dingin yang biasanya menenangkan, entah mengapa justru membuat hatiku tak nyaman. Mungkin hanya perasaanku saja. Aku mengira hari ini akan berjalan seperti biasa---sekolah, belajar, lalu pulang. Tapi ternyata, hari itu adalah awal dari sebuah perubahan besar dalam hidupku.

---

Aku terbangun pukul 04.34 pagi. Setelah bangun, aku langsung menunaikan salat Subuh. Usai salat, aku mandi lalu mengenakan seragam sekolah. Aku sarapan bersama orang tuaku sebelum bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Sebelum keluar rumah, orang tuaku memintaku untuk mengunci pintu karena mereka sudah berangkat lebih dulu. Namun, karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 07.00 dan gerbang sekolah akan ditutup pukul 07.20, aku terburu-buru dan lupa mengunci pintu rumah.

Di sekolah, semuanya berjalan seperti biasa. Saat pelajaran berlangsung, aku mendengar teman-temanku membicarakan tentang adanya maling yang berkeliaran di sekitar lingkungan kami. Saat itu, aku langsung teringat bahwa aku lupa mengunci pintu rumah. Hati ini mulai gelisah.

Begitu pelajaran terakhir selesai, aku langsung pulang dengan perasaan cemas. Dan benar saja, apa yang aku takutkan terjadi. Rumahku dalam keadaan berantakan. Banyak barang yang hilang---seperti habis disapu maling.

Aku sangat ketakutan, membayangkan bagaimana marahnya orang tuaku nanti. Aku mencoba membereskan rumah sebelum mereka pulang. Namun belum sempat banyak aku lakukan, orang tuaku sudah sampai di rumah. Mereka sangat terkejut melihat keadaan rumah dan langsung bertanya kepadaku apa yang sebenarnya terjadi.

Dengan penuh rasa takut dan penyesalan, aku menjelaskan bahwa ada maling masuk karena aku lupa mengunci pintu rumah. Mendengar penjelasanku, mereka sangat marah dan kecewa. Bahkan, mereka mengusirku dari rumah.

Aku menangis dan meminta maaf, tetapi mereka tak menjawab sepatah kata pun.

Di luar rumah, aku duduk sendiri. Aku merenungi semua kesalahan yang telah kuperbuat. Aku sadar, semuanya terjadi karena kelalaianku. Aku berpikir untuk mengganti barang-barang yang hilang dengan mencari pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun