Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Athallah
Muhammad Rifqi Athallah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate student who passionate in automotive especially about motorcycle.

Work smart, play smarter!

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Memahami CC atau Kubikasi pada Mesin Motor

16 Mei 2022   19:44 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:46 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Halo readers! Pada artikel-artikel sebelumnya telah penulis bahas mengenai oli sebagai pelumas mesin motor, dimana artikel tersebut terbagi kepada empat bagian. Kali ini, penulis ingin membahas mengenai CC pada mesin motor, atau juga kita bisa sebut dengan kubikasi mesin ataupun kapasitas mesin.

Pernahkah readers memerhatikan bahwa biasanya setelah nama varian motor akan diikuti oleh sebuah angka? Misalnya Vario 125, CBR250RR, Spin 125, Nmax 155, dan lain sebagainya. Nah, angka-angka tersebut merupakan identitas dari kubikasi mesin yang digunakan oleh motor tersebut. Namun apakah readers telah memahami perihal kubikasi mesin? CC merupakan akronim dari Centimeter Cubic (juga bisa ditulis Cm3), maka dari itulah juga bisa disebut dengan Kubikasi.

Sebuah mesin mayoritas memiliki ruang pembakaran yang berbentuk tabung atau silinder. Maka apabila kita memerhatikan pada STNK motor kita, disana akan tertera keterangan "Isi Silinder" yang diikuti dengan angka sesuai kubikasi mesin motor kita. 

Ruang pembakaran yang berbentuk silinder tersebut dinilai cukup efektif dalam kegunaannya, juga mempermudah perhitungan matematisnya. Namun, sebenarnya isi silinder yang ril tidak genap sesuai yang tertera pada nama varian motor ataupun pada STNK, yang tertera pada yang demikian merupakan suatu pembulatan angka. Mari kita bahas perhitungan matematisnya!

Perhitungan matematis mengenai CC atau kubikasi mesin tidaklah rumit, hal ini telah diajarkan semasa kita mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar. Ya, rumus kubikasi mesin menggunakan rumus volume silinder, sesuai dengan mayoritas ruang bakar yang berbentuk silinder. 

Rumusnya adalah Volume Silinder = x r x r x t, atau yang dimana merupakan konstanta tetap yaitu 3,14 atau 22/7, sedangkan r merupakan jari-jari silinder, dan t merupakan tinggi silinder yang dimana pada mesin bisa kita sebut dengan langkah piston.

Penulis ambil contoh misalnya New Vario 125. Dalam spesifikasinya tertera bahwa mesinnya memiliki diameter ruang bakar sebesar 52,4 mm dan langkah piston sebesar 57,9 mm. Untuk mencari jari-jari silindernya maka tinggal bagi dua saja besar diameternya sehingga didapat jari-jari silinder sebesar 26,2 mm, sedangkan langkah piston tetap pada besarannya. Kemudian kita masukan pada rumus:

Volume Silinder              = x r x r x t

Volume Silinder              = 3,14 x 26,2 x 26,2 x 57,9

Volume Silinder              = 124,798 cc

Angka yang didapat, yaitu 124,798 cc dibulatkan menjadi 125 cc. Itulah mengapa dinamakan menjadi Vario 125 karena ia menggendong mesin dengan spesifikasi yang kubikasinya hampir 125 cc. Pertanyaan muncul, mengapa tidak membuat spesifikasi yang dapat membuat kubikasinya menjadi bulat sesuai angka yang terdapat pada varian motor? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun