Mohon tunggu...
Fahrur Rozi
Fahrur Rozi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sukses Bisnis Konveksi dengan Modal Rp. 0

20 Desember 2022   21:25 Diperbarui: 10 Januari 2023   10:08 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana membuat Reno Yanuari Akbar menjadi pemuda yang sangat mandiri. Semenjak dia kecil, kedua orang tuanya selalu mengajarkan tentang pentingnya usaha dan bekerja keras. 

Saat ia duduk di bangku kuliah, keresahan itu muncul. Ia merasa malu untuk meminta uang saku pada orang tuanya, ia pun sempat iri dengan kehidupan teman-temannya di rumah. Ada yang menjadi TNI, polisi, petugas pelayaran, bahkan ada yang menjadi tenaga kerja mesin di Jepang yang tentunya telah mendapatkan penghasilan dan bisa meringankan beban kedua orang tuanya. Sedangkan dia justru masih kuliah dengan biaya dari orang tuanya.

Dari keresahan tersebut, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang ini selalu berupaya menjadi mahasiswa yang mandiri dan berpestasi. Ide itu bermula ketika ia diamanahi menjadi peanggung jawab pembuatan seragam untuk organisasi internal kampus, dengan target harga yang murah namun berkualitas bagus, akhirnya dia berhasil menemukan vendor yang cocok dengan target yang diharpkan teman-teman organisasi. Dari pembuatan seragam tersebut, organisasi justru berhasil mendapatkan profit sebesar Rp.5.000.000. 

Foto produk enomerch
Foto produk enomerch

Seketika itu, pundi-pundi rupiah berterbangan di otaknya, ia berpikir “sendainya  ia punya bisnis konveksi pasti dia bisa mengurangi beban orang tuanya.” Menjadi mahasiswa aktivis organisai internal dan eksternal kampus membuatnya memiliki relasi yang sangat banyak, dan hal tersebut merupakan potensi yang sangat menjanjikan. Apa lagi, Kota Malang merupakan kota pelajar yang tentunya terdapat banyak pasar organisasi mahasiswa yang sangat potensial untuk prospek usaha ini. Di awal tahun 2020 ia pun nekat untuk merintis bisnis dari nol dengan tanpa modal sepeser pun. Dirintis  dan dijalankan sepenuh hati dengan partnernya, Dilla Rachma, membuat dia yakin bahwa bisnis ini akan berkembang pesat. Munculah nama enomerch, “eno” yang diambil dari bahasa arab ‘ainun’ yang berarti ‘mata’, sedangkan ‘merch’ yang berasal dari bahasa inggris ‘merchandise' yang artinya barang dagangan’. Nama ini merepresentasikan harapan akan kemampuan dalam menciptakan mata pencaharain dan lapangan pekerjaan yang dapat melihat berbagai peluang kebermanfaatan dalam lingkungan sekitar. Dengan tagline ‘Harga Merakyat Kualitas Konglongmerat’, Reno berharap produk enomerch bisa dipakai oleh semua kalangan. Tidak hanya melayani masyarakat menengah ke atas saja, namun juga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat menengah ke bawah dengan tetap memberikan kualitas yang terbaik dan berdaya saing. Tagline ini juga terinspirasi dari target pasar utama Reno, yaitu mahasiswa, sebab ia juga merasakan betapa banyaknya anggaran kebutuhan hidup mahasiswa.

Namun, untuk mendirikan bisnis konveksi tidaklah mudah, butuh kesabaran dan perjuangan yang sangat besar. Di awal perjalanan merintis bisnis, dia sering dikecewakan oleh mitra penjahitnya. 

Banyak pekerja yang kurang amanah dan tidak sesuai harapan. Orderan pertama menjadi titik pembelajaran utama baginya, di saat itulah Reno mulai memahami tentang tantangan dan risiko bisnis yang menantinya. Seperti halnya human error, kerusakan mesin, pemadaman listrik, jam kerja yang molor, dsb. di mana hal tersebut sangat memperburuk jalannya produksi. Bahkan dalam kurun waktu 1 bulan pesanan tersebut belum dapat diselesaikan. 

Menjaga amanah dari konsumen sekaligus mengatur manajemen pekerja merupakan tanggung jawab besar yang harus ia tunaikan. Dari kejadian itulah Reno mulai belajar bagaimana cara bernegosiasi dan menghadapi komplain dari pelanggan. Ia berani bertanggung jawab dan memberikan ganti rugi atas hal tersebut. Dan Alhamdulillah, tanpa disangka-sangka pemesannya pun puas dengan kualitas baju yang dihasilkan. Meskipun orderan pertamanya tidak menghasilkan keuntungan sepeser pun. Reno tidak pernah putus asa, justru kegagalan baginya adalah pembelajaran terbaik sekaligus batu loncatan untuk meraih kesuksesan. 


Dari kegagalan tersebut, Reno selalu belajar dan mengevaluasi diri terkait apa yang kurang dari bisnisnya. Seiring berjalannya waktu, produksi kian berjalan lancar dan menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menjadi penunjang perekonomian para pekerja. 

Enomerch pun berhasil survive di tengah pandemi Covid-19 dengan terus memberdayakan SDM yang berkualitas. Untuk mengembangkan bisnis, Reno membentuk team marketing dan disain. Lewat kerja sama yang solid serta inovasi yang ia buat, Enomerch lambat laun bisa mendapatkan tender-tender besar dan berhasil mengalahkan beberapa konveksi besar yang terkenal di Malang dalam pengadaan berbagai macam jenis pakaian seperti PDH, kaos sablon, jaket, polo, seragam sekolah, dll.

Berbagai proyek usaha yang dimenangkan Reno bukan tanpa alasan, sesuai tagline Enomerch “Harga Bersahabat Kualiatas Konglomerat”, banyak konsumen yang puas dengan harga dan hasil produksi yang berkualitas. Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya, tak heran saat ini apparel yang diproduksi Enomerch banyak diminati oleh sekolah, kampus, dan perusahaan ternama. Dalam satu minggu, Enomerch mampu memproduksi hingga ratusan hingga ribuan apparel, dan mendapatkan omset hingga puluhan juta rupiah per bulan. 

Monitoring bulanan bersama Bank Indonesia Malang, 2022
Monitoring bulanan bersama Bank Indonesia Malang, 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun