Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis yang disukai, Menulis untuk membawa manfaat

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, Social Worker --- Tulisan santai dan serius juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belajar Sejarah Kesultanan Banjar di Kuin Utara

4 Desember 2022   10:26 Diperbarui: 4 Desember 2022   10:37 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
masjid sultan suriansyah (foto: ennyratnawati.com)

Kawasan kuin utara, Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan, menyimpan banyak sejarah kerajaan Banjar atau kesultanan Banjar di masa lalu. Saya berniat mengenalkan sejarah  kesultanan Banjar ke anak saya yang masih SMP.

Perjalanan minggu pagi itu sebenarnya hanya kami rencanakan dua hari sebelumnya. Itu atas ajakan anak saya yang masih duduk di bangku SMP. Tentu saja saya menyambut baik, hitung-hitung kami berwisata sekaligus belajar sejarah. Dari empat wilayah yang kami kunjungi hari itu adalah wilayah Kuin Utara. Lokasi dimana dulunya ada kesultanan Banjar berdiri.

Wikipedia mencatat, Kesultanan Banjar berdiri pada 1520 lalu dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar tetap mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905.

Kampung Kuin sendiri dipercaya sebagai awal berdirinya Kerajaan Banjar di bawah kepemimpinan Sultan Suriansyah (pengeran Samudera), putra pasangan Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih yang menjadi mualaf.

Nama Kuin sendiri berasal dari kata queen dalam bahasa Inggris yang berarti ratu. Lama kelamaan, masyarakat banjar menyebutnya daerah Kuin , yang memang tempat kediaman ratu dan kerabatnya.

Ada beberapa cagar budaya di kampung Kuin ini yang bisa menjadi pelajaran sejarah berharga bagi generasi mendatang.

Masjid Sultan Suriansyah

Masjid ini merupakan mesjid tertua di Pulau Kalimantan. Bangunannya di dominasi oleh kayu ulin yang sangat kokoh. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), raja kesultanan Banjar pertama yang memeluk agama Islam.

Sultan Suriansyah (Pengeran Samudera) awalnya memeluk Islam karena memang dibantu kerajaan Demak, yang memang sudah Islam saat itu, untuk membantu menghadapi serangan Pangeran Tumenggung, Raja Kerajaan Negara Daha.

Kayu ulin juga terlihat di mimbar di dalam masjid. Lengkungan di bagian muka mimbar dihiasi kaligrafi Arab. Ada tiang-tiang dalam masjid yang sangat kokoh. Masjid bersejarah ini selain tetap digunakan sebagai tempat sholat, juga terlihat ada aktivitas keagaan seperti Taman Pendidikan Al Quran (TPA) di sore hari.

Seberang masjid adalah sungai kuin yang sampai sekarang masih aktif digunakan warga dengan aktivitas sungainya. Tak heran, kita dengan mudah akan menyaksikan, perahu klotok atau perahu bermotor berlalu lalang.

Masjid Sultan Suriansyah sebagai cagar budaya juga acap kali dikunjungi para wisatawan. Biasanya mereka yang melewati jalur sungai, usai mengunjungi pasar terapung di muara kuin pada pagi harinya, dan mampir mengunjungi juga situs sejarah ini.

Makam Sultan Suriansyah dan Para Raja Banjar

Cagar budaya kedua di Kuin Utara masih berdekatan dengan lokasi masjid.  Letaknya sekitar 500 meter saja. Makam ini hampir selalu penuh dengan peziarah dengan macam-macam niat. Ada yang sekedar berniat belajars ejarah, ada yang ingin mendoakan saja bahkan mungkin ada yang datang dengan niat lainnya. Tentu tak jadi masalah.

Memasuki makam ini, di dekat makam, seperti tempat makam pada umumnya, banyak orang berjualan bunga buat pemakaman.

Kami yang memakai motor saja dengan mudah parkir di dalam komplek makam. Ketika kami datang, pengunjung masih sangat banyak, mungkin karena hari libur. Padahal sudah waktunya sholat zuhur dan matahari sudah meninggi.

Komplek makam ini sangat terpelihara. Disini tak hanya makam Sultan Suriansyah tapi juga ada makam ratu disebelahnya. Beberapa makam lain adalah makam keluarga dan makam para raja Banjar selajutnya.

Museum Sultan Suriansyah

museum sultan suriansyah (dok: pribadi)
museum sultan suriansyah (dok: pribadi)

Meskipun kecil, museum ini menyimpan sejarah berharga kerajaan Banjar khususnya sultan Suriansyah, raja Banjar pertama yang memeluk Islam. Sayangnya keamanan museum ini dianggap kurang sehingga sempat ada berita kehilangan dan di bobol maling. Kabarnya waktu itu yang hilang adalah lukisan raja Banjar, keris hingga tombak..

Memang tak ada penjaga atau satpam di depan museum ini. Guide yang menjelaskan juga tak terlihat. Pengunjung bisa masuk sesukanya. Tentu kalau orang dengan niat jahat kan bahaya.

salah satu koleksi foto di museum (dokumentasi pribadi)
salah satu koleksi foto di museum (dokumentasi pribadi)

Museum yang dibangun sejak 1984 ini letaknya sebelah kanan, ketika kita akan memasuki komplek makam. Desain museum rumah Banjar dengan warna hijau. Lantai juga terbuat dari kayu ulin.

Ada banyak koleksi disini. Terletak di lemari kaca. Antara lain guci, pecahan keramik, senjata tradisional seperti mandau, manuskrip, dan berbagai macam kain manik-manik. Di dinding terlihat silsilah raja Banjar,  foto sungai Kuin di masa lalu dan beberapa foto lainnya. Rata-rata sudah pudar termakan usia.

Kabarnya sejak kasus pencurian, barang-barang penting di museum diamankan ditempat lain, antara lain di rumah zuriat/keturunan kerajaan Banjar , sambil menunggu museum di renovasi. Semoga kedepan ada perhatian lebih dari yang berwenang ke museum Sultan Suriansyah ini. #

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun