Awal saya di Manila 6 thn yl, saya bertekad untuk bisa bicara dalam bahasa nasional Filipina, yaitu Tagalog, paling tidak bisa ngobrol dalam bahasa tersebut. Saya memanggil seorang guru privat yang pernah bekerja di Malaysia, dan dia juga mengajar beberapa teman dari Indonesia. Cara mengajarnya bagus, sistematis dan mudah dipahami. Saya memang agak hobby belajar bahasa, Â dulu sekali saya pernah belajar bahasa Cina, Spanyol dan Perancis di Jakarta, namun karena tidak dipakai, kemampuan berbahasa tsb bagai hilang ditelan bumi.
Miss Raida, nama guru privat saya tersebut, awalnya mengajar tentang personal pronouns /kata ganti orang :
Saya - ako; Kamu - ka /ikau; Dia - siya; Kami - kami/tayo; mereka -  sila
Mirip, kan dengan bahasa Indonesia?
Kemudian, disambung dengan adjective/kata keadaan, Â seperti :
Dia cantik = Maganda siya
Banyak adjective ini yang dimulai dengan kata "ma", nah kesulitan mulai muncul, seperti :
mataba - gemuk; magaling - pandai; mahirap - sulit; maliit - kecil; mainit - panas; mapait - pahit
Saat dia mengajar verb/kata kerja itulah, saya mulai kewalahan karena perlu menghafal, contoh :
Dari kata dasar "kain" (makan), bisa beranak pinak menjadi :
-Â kumain, kumakain, kakain, kinain, kinakain, kakainin
Dari kata dasar "dating" (tiba), bisa menjadi :
- dumating, dumarating, darating, dinatnan, dinaratnan, daratnan
Belum lagi untuk mempelajari kata-kata berikut ini, yang saya hanya pungut dari suratkabar tanpa tahu artinya :
- magpapasigawsa; -nakapanglulumo; -mangutangdoon; -pandaigdigang
Wah, otak sudah sulit nyantelnya...
Namun, saya punya kata-kata favorit, terutama yang sama atau mirip bahasa Indonesia :
Bilangan : 1-isa; 2-dalawa; 3-tatlo; 4-apat; 5-lima; 6-anim; 7-pito; 8-walo; 9-siyam; 10-sampo
Wajah : Telinga-tainga; mata-mata; bibir-bibig; hidung-ilong; muka-mukha
Binatang : babi-baboy; anjing-aso; ayam-manok
Lain-lain: Mabuhay - Long life / welcome; hati-hati - ingat;berita-balita; pelan-pelan-dahan-dahan; kanan-kanan; kiri-kaliwa; anak-anak;Â lelaki-lalaki; wanita-babae,hamil-buntis, Â garam-asin
Yang terfavorit adalah : Sandali lang -- Tunggu sebentar (terdengar seperti sandal hilang, kan??)
Suatu hari, saya melihat pohon 'mlandingan" (petai cina), terbayang kalau dioseng-oseng dengan kangkung, sedap kan ? Terus saya jelaskan ke driver saya yang baik hati, Marlon, tapi dia tetap tidak paham. Kemudian suatu hari, saya melewati kembali pohon tsb, dan saya minta dia berhenti. Sambil menunjuk pohon tersebut, saya tanya, "Marlon, what's the name of that tree"?. Jawabnya "Ipil-ipil, mam"... kemudian dia mengulang kembali nama tsb. Mendengar namanya, saya  langsung  "il fil", dan .."Marlon, the name doesn't sound nice in Bahasa". "What's the meaning, mam?"... jelasin, nggak ya ? ..Saya langsung membatalkan makan kangkung dengan ipil-ipil, mending nggak deh, tunggu saja pas saya cuti dan saat ipil-ipil berganti nama menjadi "mlandingan", sambil minta maaf ke William Shakespeare yang mempopulerkan "What's in a name? that which we call a rose,  by any other name would smell as sweet".
Terinspirasi tulisan Kompasianer mbak Weedy Koshino yang berjudul "Jangan Ngomong ini di Jepang" (22 Mei 2014), saya jadi teringat suatu saat di hari Minggu pagi, tetangga saya mengajak ke weekend market. Â Saya suka belanja sayuran dan ikan segar di sini walau pun harganya kadang lebih mahal dari supermarket langganan saya. Untuk mempraktekkan bahasa Tagalog saya, dengan PD nya, saya datangi salah satu si mas tukang sayur, saya tanya harga "magano, kuya ?" (berapa, mas ?), kemudian dijawabnya, namun sebenarnya saya tidak begitu tahu berapa harganya. Daripada repot, saya kasih saja uang yang menurut saya, pasti ada kembaliannya. Setelah sayuran diberikan ke saya, si mas koq diam saja, padahal saya tunggu kembaliannya, kemudian dengan yakinnya, saya tanyakan "susuk" (dalam bhs Jawa, artinya "uang kembalian"). Si mas bengong sambil senyum-senyum, saya ulang lagi, Â dan akhirnya tetangga saya segera menarik tangan saya, sambil tertawa-tawa. Lho koq? Eh, ternyata "uang kembalian" itu dalam bahasa Tagalog adalah "sukli", dan saya salah dengar waktu tetangga saya mengucapkan kata tsb.. Ternyata ucapan "susuk" dalam bahasa Jawa, mirip dengan "suso" yang artinya (maaf) "breast"... Wwwkk -- pantas si mas bengong, pikirnya si oma sudah pikun ...
Saya belajar bahasa Tagalog secara privat hanya 3 bulan, dengan kemampuan yang tetap pas-pasan,
Jadi, Bahasa Tagalog tidak susah-susah amat, tapi untuk saya, amat susah ...
Maraming salamat po - terima kasih banyak ..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI