Sejujurnya, keinginan untuk meminta uang pada orangtua itu tetap ada. Menerima uang dari orangtua lebih enak dan mudah. Mendapatkan uang dari bekerja keras ternyata tidak semudah mendapatkan uang dari orangtua. Namun, memegang prinsip tadi, saya berusaha menggunakan uang yang ada agar cukup sampai gajian berikutnya.
Lalu ketika saya pindah ke Jakarta, saya merasakan adanya perbedaan terkait kebutuhan hidup yang begitu signifikan bila dibandingkan ketika bekerja di daerah. Bekerja di daerah, bisa dibilang lebih hemat secara pengeluaran. Gaji yang didapatkan hanya untuk tabungan dan kebutuhan makan sehari-hari. Saya bisa menabung gaji saya lebih dari 50%.
Sementara bekerja dan tinggal di Jakarta kebutuhan lebih banyak. Banyak godaan-godaan selalu tampil di depan mata secara langsung maupun melalui media sosial dimana semua hal dijangkau dengan sangat mudah. Â Jika tidak bisa mengendalikan diri, bisa-bisa terbawa arus dan hidup dalam kondisi keuangan mengenaskan.
Saya pun lebih serius menanyakan pada diri, "bagaimana sih mengelola keuangan dengan baik?"
Tujuannya supaya tidak bergantung pada gaji bulanan. Setidaknya, masih ada sisa gaji tiap bulan sehingga jika ada keperluan mendadak, masih ada dana yang bisa dipakai.
Ternyata langkah awal pengelolaan uang sudah dipelajari sejak Sekolah Dasar
Lalu, saya mencari berbagai sumber tentang pengelolaan uang dari berbagai media sosial dan perpustakaan online tentang literasi keuangan. Salah satu tujuan meminjam buku di perpustakaan online yaitu agar bisa meminimalkan biaya, hehe.
Dari sekian banyak informasi yang saya peroleh tentang pengelolaan uang, ujungnya-ujungnya saya kembali pada pelajaran sekolah dasar. Resep mengelola uang ialah "Jangan hidup lebih besar pasak dari tiang". Menarik, pepatah kuno ini ternyata masih berlaku hingga saya dewasa.
Lalu, saya pun membagi pos-pos keuangan menjadi lima kategori besar yaitu tabungan dan investasi, dana darurat, dana sosial, kebutuhan sehari-hari dan hobbi.
Tabungan dan investasi itu saya rencanakan untuk biaya pernikahan (jika diperlukan), pulang kampung, dan untuk kebutuhan jangka panjang lainnya.
Setelah saya membagi alokasi pos-pos keuangan, saya rutin membagi-bagi uang saya pada pos-pos tersebut jika sudah gajian. Beberapa hari setelah gajian saya langsung menempatkan gaji saya pada pos-pos tersebut.