Rasa tenang terukir pada senyuman melihat saldo rekening bertambah. Waktu itu emas yang selama ini saya tabung di aplikasi Pegadaian saya jual untuk kebutuhan persiapan pernikahan. Jika dulu saya tidak sisihkan sebagian gaji saya untuk membeli emas, tidak mungkin saya setenang hari itu. Ternyata kebiasaan menabung dan berinvestasi sangatlah BERMANFAAT di masa depan!
Kemampuan seseorang mengelola keuangan bisa menjadi gambaran kualitas masa depannya. Jika tidak mampu mengelola keuangan, seringkali seseorang bisa terjebak pada pengambilan keputusan yang salah terkait dengan keuangan. Seseorang misalnya bisa terjerat utang kartu kredit, pinjaman online hingga tergiur dan tertipu investasi bodong.
Kondisi ini bisa berakibat fatal pada kehidupan di masa depan bahkan dapat membentuk lingkaran setan kemiskinan hingga membuat hidup dalam kemiskinan hingga generasi berikutnya. Terdengar menakutkan, tetapi itulah kenyataannya.
Pegadaian melalui program TJSL Pegadaian (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Â aktif melakukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Progam ini dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti "Ngobrol di Kampus" dan investasi kepada 100 calon Pekerja Migran Indonesia di Medan. Tujuannya agar setiap kelompok masyarakat mendapat literasi keuangan sejak dini dan bijak dalam mengambil keputusan terkait keuangan. Â Â
Belajar dewasa secara finansial
Saya merasa sangat beruntung memiliki kakak senior yang memberi pengaruh positif pada kehidupan saya, termasuk soal menjadi dewasa secara finansial. Padahal ini adalah pembicaraan yang bisa dibilang tidak serius-serius amat pada waktu itu.
Mengapa tidak, saat itu saya masih di bangku kuliah yang sedang fokus mempersiapkan penelitian. Belum lagi saat itu selalu dapat kiriman uang bulanan rutin dan cukup dari orangtua. Jadi memang belum kepikiran sejauh itu.
Tetapi pada waktu itu saya ambil dan menjadikan "dewasa secara finansial" menjadi hal serius karena saya pun sadar, pada akhirnya setelah bekerja kelak, saya tidak seharusnya bergantung pada orangtua. Saya bertekad ketika lulus wisuda nanti, tidak akan meminta uang lagi pada orangtua.
Tiga bulan setelah wisuda, saya mendapat pekerjaan sebagai volunteer. Saya pun mendapatkan gaji pertama sebagai volunteer. Gaji itu saya pakai untuk menopang hidup saya ditambah dengan tabungan yang saya miliki sebelumnya. Saya sudah mempersiapkan diri sebelumnya dengan menyisihkan sedikit demi sedikit uang bulanan dari orangtua.
Dengan tekad itu, saya pun tidak meminta uang lagi kepada orang tua secara langsung. Ya, walaupun "bantuan finansial" selalu ditawarkan ketika saya masih single. Saya tetap menolak dengan halus dan mengatakan saya punya uang. Lambat laun mereka tidak bertanya-tanya lagi tentang apakah saya cukup uang atau tidak.