Mohon tunggu...
dedy riyadi
dedy riyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya hanya ingin jadi terang dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasih adalah Bahasa Universal

7 November 2011   10:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Panutan hidup saya, beberapa ribu tahun yang lalu menyatakan bahwa dalam mengaku sebagai seorang pemeluk agama hanya ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu: Mengasihi Sang Pencipta dengan segenap akal budi, pikiran, kekuatan, dan yang kedua adalah: Mengasihi sesama-mu manusia seperti mengasihi dirimu sendiri. Dan ke-2 hal ini sungguh sangat sulit dilakukan, demikianlah ungkapan seorang Pendeta, gembala sidang sebuah gereja.

Apakah memang benar sulit sekali melakukan 2 hal yang mendasar itu? Pertama, mengasihi Sang Pencipta secara total. Mengasihi-Nya berarti mengataskan Dia di atas segala hal yang berkenaan dengan hidup kita. Alih-alih mencari contoh pada bagaimana kita mengataskan Dia dari semua yang kita miliki, suatu malam ketika anak saya belajar Pendidikan Agama, ada satu bab yang membahas bagaimana menggunakan tangan dan kaki untuk memuji Allah. Dan ternyata, sungguh sederhana pembelajaran untuk itu.

Memuji Allah dengan tangan dan kaki ternyata menggunakan kedua alat tubuh kita untuk melakukan tugasnya semestinya. Menulis, menggambar, bekerja, makan, melipat tangan untuk berdoa, mengulur tangan untuk membantu teman yang jatuh, adalah contoh-contoh kecil bagaimana menggunakan tangan untuk kemuliaan Allah.

Demikian juga dengan menggunakan kaki untuk memuji Allah contohnya adalah melangkahkan kaki ke sekolah, ke tempat ibadah, dan tidak menggunakannya untuk menendang atau menjegal teman. Artinya, menggunakan tubuh kita untuk hal-hal yang baik bagi kita dan mempergunakannya untuk menolong orang lain adalah termasuk dalam tujuan memuliakan Allah.

Dengan begitu, jika kita berguna bagi orang lain atau melakukan tindakan kasih terhadap orang lain, secara tidak langsung kita telah melakukan tindakan mengasihi Sang Pencipta dengan segenap kekuatan. Dan menurut Pendeta, Gembala Sidang itu, mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri adalah hal yang paling sulit.

Fenomena saat ini memang mengatakan hal itu. Betapa sulit mengulur tangan untuk membantu orang lain. Bahkan ada yang mengatakan - entah berseloroh atau benar - bahwa hal yang paling sedikit dalam membantu meringankan penderitaan orang lain adalah dengan berdoa, dan yang penting iklas. Bayangkan jika keadaannya berbalik, bahwa kita yang menderita dan ada orang lain yang mengatakan demikian. Bisa-bisa kita mengatakan betapa tidak bijaknya orang tersebut atas penderitaan kita.

Atau yang paling sering adalah ada orang yang tengah dilanda kesusahan, terus berusaha meminjam uang. Maka ada yang dengan mudahnya menawarkan hutang dengan bunga. Atau ada yang memberi tetapi dalam jumlah yang tidak signifikan dengan besarnya yang diharapkan dengan perkataan, "Daripada dia pinjam besar, lebih baik saya kasih saja segitu. Sebab saya takut dia tidak sanggup membayar."

Ternyata memang sulit melakukan perbuatan kasih itu. Oleh karena itu, benarlah apa yang di-nash-kan bahwa ada tiga hal yang utama yaitu: Iman, Pengharapan, dan Kasih. Tetapi Kasih-lah yang terbesar dari ketiganya itu.

 

Salam menebar Kasih.

 

Dedy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun