Sabam Sirait, salah seorang pakar ilmu politik  'Politikus Indonesia' dan saat menjabat sebagai DPD RI , berpendapat bahwa : "Sebagai Politisi, apapun resikonya harus kita hadapi dan kita harus siap berkorban, bahkan kasarnya,  kalau untuk kepentingan rakyat,  keluarga kita pun tidak menjadi prioritas." tutur Sabam Sirait. Â
Kemudian Beliau menambahkan bahwa Politik selalu menyangkut kepentingan dari seluruh masyarakat, bukan kepentingan pribadi, dan untuk berpengaruh dalam berpolitik diperlukan kekuasaan dan kewenangan melalui cara persuasif maupun koersif untuk mencapai kepentingan umum tersebut.Â
Dalam hal ini definisi Politik dikerucutkan sebagai kepemerintahan yang memang memerlukan kekuasaan dan kewenangan harus mencapai kepentingan-kepentingan masyarakat demi kesehjahteraan masyarakat indonesia.Â
Akan tetapi, marilah kita memaknai politik dalam keseharian kita dengan mendalam, sebagai suatu hal yang kita lakukan tanpa kita sadari walaupun kita menghindari pengunaan istilah tersebut.
Seorang Ahli Filsuf yaitu Aristoteles dalam karyanya Politics menyatakan bahwa "Manusia adalah makhluk politik". Dengan kata lain, sudah menjadi kodrat manusia untuk berpolitik karena alam semesta telah menganugerahi manusia untuk berpendapat dan mengomunikasikan konsep moral seperti keadilan maupun norma universal lainnya untuk kepentingan bersama. Kemampuan berpendapat itu bersandingan dengan kodrat manusia lainnya sebagai makhluk sosial dan membentuk suatu masyarakat yang politis secara alami.
Memang benar, Â Walaupun dengan berpartisipasi secara aktif dalam politik tidak menjamin akan tercapainya negara Indonesia yang sempurna kepemerintahannya dalam waktu dekat. Tetapi, usaha untuk merekonstruksi atau membangun kembali makna politik menjadi hal yang positif sangat diperlukan untuk kehidupan bermasyarakat masa kini dan masa depan.
Khususnya bagi generasi muda yang terjebak dalam era digital, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk mencari tahu informasi yang valid maupun hoax mengenai isu-isu penting di negara ini.Â
Tingkatan lanjut dari ini adalah menyampaikan pendapat maupun argumentasi berdasarkan informasi valid tersebut dengan cara yang persuasif namun harus juga  dengan cara beretika, yaitu dengan cara tata sopan santun dalam pergaulan politik dengan menimbang prinsip moral baik maupun buruk.Â
Selain itu juga, untuk menyampaikan sebuah aspirasi politik juga dapat melalui surat, media, Â bahkan lebih tegasnya secara langsung didepan. Maka dengan begitu, Â untuk itu Politik dapat disebut sebagai Seni karena membutuhkan kemampuan untuk menyakinkan melalui kecanggihan dalam menyusun argumentasi dan memiliki daya persuasif.
Penulis merupakan Mahasiswa yang saat ini aktif di Organisasi yaitu Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Pematangsiantar-Simalungun.