Mohon tunggu...
Enjang Kusnadi
Enjang Kusnadi Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dan Mengajar

Teman Sejati Selalu Menemani

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menanti Aksi "Cantik" Timnas Putri Indonesia bersama Shin Tae-yong dan Pemain Keturunan

30 Januari 2022   12:48 Diperbarui: 30 Januari 2022   12:54 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zahra Muzdalifah (Foto: the-afc.com)

Piala Asia Wanita 2022 sudah memasuki babak perempat final pada Minggu (30/1), delapan timnas yang lolos ke putaran sistem gugur itu pun sudah siap tempur untuk lolos ke semi final.

Timnas putri Indonesia yang main di grup B bersama Australia, Thailand, dan Filipina hanya berada di peringkat keempat alias juru kunci. Tampil tiga kali di fase grup, skuad 'Garuda Pertiwi' gagal meraih kemenangan bahkan draw pun tidak.

Hal yang paling mencolok hasil dari tiga laga yang telah dilakoni, alhasil timnas putri Indonesia mendapat 'tamparan' keras berupa 28 gol bersarang di gawang anak asuh Rudy Eka Priyambada dan tanpa memasukan 1 gol pun ke gawang lawan.

Bagaimana nasib timnas putri Indonesia nanti? Melihat penampilan timnas putri Indonesia di Piala Asia Wanita 2022, sungguh merupakan pemandangan yang jauh berbeda dengan saudara putranya saat ini.

Timnas yang lolos ke putaran final turnamen resmi FIFA sepak bola wanita di benua Asia yang bertitel AFC Women's Asian Cup India 2022 dengan 'aroma keberuntungan' setelah dua lawan di kualifikasi grup, Korea Utara dan Irak mengundurkan diri, otomatis timnas Indonesia hanya perlu berhadapan dengan timnas putri Singapura.


Dan skuad Garuda Pertiwi pun sukses menyingkirkan Singapura melalui dua pertandingan hingga membawa timnas putri Indonesia lolos ke India.

Bergabung dengan 11 timnas yang lolos ke Piala Asia Wanita 2022 termasuk India yang bertindak selaku tuan rumah, timnas putri Indonesia menjadi peserta dengan status peringkat FIFA terendah dari semua peserta.

Australia merupakan peserta dengan peringkat FIFA tertinggi, timnas putri yang terakhir tampil di semi final Olimpiade Tokyo 2021 berada di peringkat ke-11 dunia. Sementara timnas putri Indonesia berada di posisi ke-94.

Namun, lolos ke India di antara timnas putri papan atas Asia, merupakan buah perjuangan Ade Mustikiana Oktafiani dan kawan-kawan patut di syukuri. Mengingat timnas putri Indonesia terakhir tampil di Piala Asia pada tahun 1989.

Skuad timnas putri Indonesia yang minim pengalaman internasional harus bersaing dengan timnas putri negara peserta yang para pemainnya sudah banyak yang merumput di klub-klub sepak bola Eropa dan Amerika.

Wajar saja jika ketua PSSI hanya menargetkan lolos ke babak perempat final. Dan betul saja, jangankan lolos ke babak 8 besar yang juga peluang untuk lolos ke Piala Dunia Wanita 2023, mencetak satu gol pun tidak berhasil.

Kini timnas putri Indonesia sudah kembali ke tanah air. Seperti biasa, evaluasi harus dijalankan. Apalagi di tengah derasnya perhatian penggemar sepak bola Indonesia terhadap timnas putra yang hangat membicarakan seputar pemain keturunan, naturalisasi, dan pelatih asing.

Shin Tae-yong yang catatan prestasinya mumpuni di jajaran pelatih sepak bola dunia pun, masih saja menuai kritik. Belum lagi pemain keturunan dan naturalisasi yang diproyeksikan olah Shin Tae-yong untuk memperkuat timnas putra Indonesia, belum juga dapat direalisasi oleh PSSI.

Menangkap 'rambu-rambu' yang jadi strategi pelatih Shin Tae-yong dalam membenahi timnas putra Indonesia di antaranya terkait stamina, kekuatan fisik, disiplin, dan pengalaman internasional. Rasanya timnas putri Indonesia pun berhak mendapat perlakuan yang sama.

Dengan tampilnya timnas putri Indonesia di Piala Asia Wanita 2022 akan membawa skuad Garuda Pertiwi ke ajang resmi sepak bola wanita berikutnya. Sudah sepatutnya dilakukan pembenahan yang serius oleh PSSI dan pihak terkait.

Menggunakan jasa pelatih asing sekelas Shin Tae-yong perlu menjadi pertimbangan serius. Bahkan mencari pemain putri dari keturunan Indonesia yang berlevel Eropa bukan suatu hal yang tabu.

Jika pemain keturunan dari sektor putra banyak terhampar di dunia terutama di Eropa sebagai wujud kebesaran sejarah bangsa, yakin pemain sepak bola putri keturunan Indonesia juga banyak.

Bisa dibayangkan, andai suatu saat nanti skuad timnas putri Indonesia yang bermaterikan campuran pemain 'lokal' dan keturunan, selain akan menambah kekuatan tim tentu akan menjadi daya tarik tersendiri karena skuad Garuda Pertiwi jadi tampil cantik dan 'cantik'.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun