Mengabaikan komentar negatif bukan berarti lemah, tapi justru menunjukkan kedewasaan kita dalam mengelola emosi.
Alih-alih sibuk mencari kekurangan orang lain, kita bisa mulai membangun budaya positif di tempat kerja. Caranya sederhana, jika ada rekan kerja memakai baju baru, pujilah, jangan sebaliknya.
Kalau tidak suka sesuatu, lebih baik diam daripada menyakiti hati. Belajar menyampaikan kritik dengan sopan, misalnya dengan bahasa yang lebih halus dan fokus pada solusi. Dengan begitu, suasana kantor bisa menjadi lebih sehat, nyaman, dan produktif.
Fenomena komentar negatif sebenarnya lebih banyak menceritakan kelemahan si pemberi komentar daripada orang yang dikomentari. Seperti kata Gandhi, orang yang sibuk memperbaiki dirinya sendiri tidak akan punya waktu untuk sibuk mengomentari orang lain.
Daripada menghabiskan energi untuk mencari kekurangan rekan kerja, bukankah lebih baik jika kita menggunakannya untuk memperbaiki diri?
Pertanyaannya sederhana, mau jadi orang yang menebar semangat, atau yang hanya menebar komentar tanpa manfaat?
Blitar, 25 September 2025
ENIK RUSMIATI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI