Mohon tunggu...
Enggi Nurunnisya Bako
Enggi Nurunnisya Bako Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi Pendidikan Antropologi

Act local, think global

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suprastruktur Vs Infrastruktur, Pembangunan di Indonesia Termasuk yang Mana?

7 Maret 2020   11:46 Diperbarui: 7 Maret 2020   11:44 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara mengenai pembangunan, pokok pembicaraan pasti tidak terlepas dari yang namanya infrastruktur dan suprastruktur. Sebelum membahas lebih jauh mengenai supra dan infra, ada baiknya kita mengetahui apa pengertian dan apa korelasi antara infrastruktur dan suprastuktur. Suprastruktur menurut Karl Marx adalah semua produksi yang bersifat non-materi yang berasal dari ide masyarakat antara lain lembaga-lembaga politik, hukum atau Undang-undang Agama, Pemikiran, Filsafat, dan Etika.

Sedangkan Infrastruktur menurut pandangan Marx adalah yang mengacu pada sumber daya antara lain: kondisi produksi (iklim, sumber daya alam), alat-alat produksi (alat, mesin), dan hubungan produksi (kelas sosial, dominasi, keterasingan, upah dan sebagainya). Berangkat dari kedua pengertian diatas, dapat diketahui yang menjadi korelasi antara dua hal diatas adalah infrastruktur sebagai sebab yang dapat mengatur kegiatan produksi sedangkan peran suprastruktur yang menjadi akibat dari dorongan oleh perubahan-perubahan dalam produksi sistem.

Melihat kondisi yang ada di Indonesia, terkhusus di bidang pertumbuhan, perkembangan, dan pembangunan ekonomi Indonesia di dominasi oleh pembangunan infrastuktur yang cenderung massif dan berupa fisik, karena berbicara mengenai infrastruktur bukan hanya bangunan, tetapi juga aturan. Mengapa hal ini dapat terjadi? Padahal seperti yang kita ketahui bersama, Presiden kita sekarang Joko Widodo yang gencar dan menggaungkan "revolusi mental" pada tahun 2014 silam. Serta mengapa, infrastuktur terkesan lebih didahalukan dari suprastruktur, atau memang begitukah adanya? Mari kita bahas bersama.

Pembangunan Infrastruktur yang dilakukan Jokowi di berbagai daerah, terutama di Indonesia Timur, dengan tujuan pentingnya membangun nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan infrastruktur fisik yang betujuan memperkuat peradaban dan meningkatkan martabat bangsa. Atau lebih mudah dimengerti dengan adanya pembangunan jalan tol dimana-mana bertujuan untuk mempercepat mobilitas dan menyingkat waktu tempuh. Pembangunan Suprastuktur juga menjadi kebutuhan penting untuk diperkuat secara massif pula saat ini, dan melihat capain dari revolusi mental yang sudah berjalan empat tahun mencapai hasil yang baik, diantaranya kebijakan Pemerintah yang menyentuh semua lapisan masyarakat, perbaikan fasilitas dan budaya pelayanan yang lebih baik, dan pelayanan publik dilaksanakan secara transparan, tertib, dan pasti.

Dan poin terpenting ialah pentingnya mengetahui manakah yang lebih didahulukan antara infra dan supra, menurut pandangan saya adalah pembangunan infrastruktur, karena dengan adanya sarana maka suprastuktur dapat berjalan sebagaimana mestinya. Seperti yang saya paparkan diatas, dengan tersedia sarana yang memadai dan cukup akan mempercepat mobilitas dan menyingkat waktu tempuh. Dan yang diharapkan adalah Presiden Jokowi lebih menekankan dan menjelaskan hubungan antara kedua hal tersebut, yaitu dalam menjalankan proyek fisik bukan hanya sekedar itu tetapi sebagai jalan kebudayaan yang menjadi wujud dari salah satu puncak gunung peradaban Indonesia.

Sumber bacaan :
1, 2, 3 diakses pada tanggal 06 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun