Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ospek Virtual, Pura-Pura Kesurupan

16 September 2020   20:15 Diperbarui: 16 September 2020   20:38 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sejarah dunia ini, baru kali ini penerimaan siswa baru atau mahasiswa baru dilakukan secara daring alias online. Ini semua gara-gara Covid19. Begitu pula untuk urusan pengenalan kampus atau biasa disebut Ospek, juga dilakukan secara virtual. Lantas sudah bagaimana caranya bisa mengikuti Ospek secara aman?

Sebetulnya, Ospek secara virtual memang jauh lebih aman. Kenapa? Karena jauhnya jarak, jelas tidak akan terjadi perundungan secara fisik atau verbal. 

Kalau pun ada insiden dibentak-bentak melalui video, ya santai saja. Kalau perlu tutup telinga, dan biarkan saja si senior teriak-teriak menghabiskan energi. 

Sementara kita, sebaiknya tetap santuy saja, pasang muka memelas. Lagi pula, kalau sampai ada kejadian yang kurang tepat, semua bisa terekam dengan baik dan jelas.

Seperti yang terjadi sebelumnya, insiden senior yang marah-marah justru menjadi blunder, karena saat daring begini, semua jejak digital tak mudah dihapuskan.

Dulu, saat Ospek dilakukan secara langsung pun, saya malah balik ngerjain senior. Dengan cara apa? Saya pura-pura sakit, kemudian pura-pura kerasukan atau kesurupan. Pengalaman sering melihat teman yang kesurupan saat di sekolah, menjadikan saya cukup 'ahli' menirukan karakter sosok yang kesurupan.

Ditambah pengalaman ikut teater, menjadikan proses bermain peran berjalan dengan mulus. Alhasil, saat para senior berusaha menenangkan saya yang sedang kesurupan, saat itulah saya bebas beraksi. Senior itu saya tendang, pukul, bahkan maaf 'saya ludahi' mereka yang sebelumnya sudah semena-mena menyiksa para junior. Bebas saja, kan lagi ngamuk dan kesurupan. Yakinlah, itu bukan ulah saya, tapi 'hantu buatan' dalam diri saya, he he he.

Karena itu, saat Ospek virtual seperti saat ini, hadapi saja dengan santuy. Hukuman paling parah dari senior paling dibentak atau dimarahi. Ya dengarkan saja, paling mereka sendiri yang capek. Toh nanti kalau ada apa-apa, misalnya sudah kelewat batas, tinggal diviralkan. Beres kan?

Jadi, ada baiknya para senior yang bijak dan baik hati, berikanlah materi dan ilmu yang bermanfaat. Perundungan yang diberikan saat Ospek, hanya akan menjadi lingkaran setan tanpa ujung. Sebab saat ini yang junior, pada akhirnya akan melakukan balas dendam saat menjadi senior. Kalau begini terus, kapan selesainya?

Perlu ketenangan dan kerelaan hati untuk bisa mengatasi proses perundungan saat penerimaan mahasiswa baru seperti ini. Kalau pun dulu pernah jadi korban, maka hentikan semuanya. Jangan justru mencari celah untuk membalas dendam. Sebab kalau sampai balas dendam, lingkaran setan itu tak akan pernah berhenti.

Bagaimana menurut sahabat?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun