Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Manasik Haji Cilik, Proyek Bisnis atau Pembelajaran?

30 September 2019   11:21 Diperbarui: 30 September 2019   21:16 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, apa yang tertulis di atas adalah jawaban dari yang menolak kegiatan manasik haji untuk si kecil. Tentunya sudah disertai alasan dan argumentasi yang boleh jadi benar.

suaramuhammadiyah.id
suaramuhammadiyah.id

Lalu bagaimana dengan yang setuju? Kenapa manasik haji lebih dahulu diajarkan pada anak TK dan PAUD? Sementara ibadah lainnya seperti salat, puasa dan zakat belum diajarkan secara utuh?

Mari kita lihat konteks ibadah haji. Haji sejatinya adalah ibadah tindakan. Bahkan, tanpa membaca doa apa pun, kecuali niat, haji dianggap sah. Yang penting rukun haji terpenuhi. Dari mulai niat ihram, tawaf, sa'i, wukuf, tahalul, dan terakhir semua dilakukan dengan tertib.

Karena haji adalah ibadah tindakan, maka sangatlah mudah mengajarkan anak TK dan PAUD mengikuti kegiatan ini. Yang penting pakai ihram, tawaf, sa'i, dan wukuf, serta semua berurutan sudah sah. Sehingga kelak, hal itu akan mudah diingat oleh anak-anak.

Sementara praktik ibadah salat, tentu anak harus menghafal doa dan urutannya. Begitu pula puasa, tak mudah untuk dilakukan secara bersama-sama. Pun zakat atau berbagi, sekolah tentu sudah mengajarkan berbagi dalam keseharian.

Bagi yang setuju, dampak paling penting dari manasik haji adalah, anak diajarkan untuk memiliki impian agar kelak bisa menunaikan haji. 

Apalagi daftar antrean haji sudah sangat panjang, sehingga tak sedikit anak-anak pun sudah didaftarkan untuk berhaji. Dengan manasik haji itu, semangat anak-anak akan semakin membara.

Mengajarkan anak manasik haji, sama saja dengan menanamkan cita-cita agar anak menjadi dokter. Membaca saja belum bisa, tapi anak sudah diarahkan menjadi dokter atau cita-cita lain seperti pilot. 

Tentu sah-sah saja, meski pada akhirnya terwujud atau tidak, biar waktu yang membuktikan. Demikian pula anak-anak yang ikut manasik haji sejak kecil, terwujud atau tidak, biarlah usia mereka yang membuktikan.

Jadi, apa jawaban pembaca semua? Setuju atau tidak kegiatan manasik haji untuk anak TK atau PAUD? Silakan masing-masing pembaca yang menjawab dan menyimpulkan. Yang penting mari sama-sama berdoa agar semua pembaca berkesempatan menunaikan ibadah haji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun