Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jelang Putusan MK, Ini Cara Mudah Mengetahui Saksi Berbohong

24 Juni 2019   23:54 Diperbarui: 24 Juni 2019   23:59 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Tangkap Layar Kompas TV

Sidang pemeriksaan saksi di Mahkamah Konstitusi (MK) sudah selesai. Namun bagi para pendukungnya, hal itu dianggap belum selesai. Sebab masing-masing masih sibuk berdebat dengan argumen yang pasti diakui paling benar oleh masing-masing pihak.

Terbukti di lini masa media sosial, meski sidang MK sudah selesai, nyatanya masih ada sidang MK bayangan yang diikuti penghuni media maya. Saksi dan hakimnya dilakukan oleh mereka sendiri. Entah apa hasilnya. Hanya mereka yang tahu. Termasuk berapa energi yang dibuang percuma untuk membuat sidang tandingan di media sosial, mereka juga yang merasakannya.

Namun, bagi yang menyaksikan jalannya sidang MK secara langsung di berbagai televisi, sangat mudah untuk mengetahui, mana pihak yang hampir pasti akan dimenangkan oleh sang hakim. Mereka yang paham hukum tentu sudah paham benar bagaimana kasus tersebut berjalan dan apakah keputusannya nanti.

Selain dari sisi hukum, ada juga yang bisa dicermati, yakni gerak-gerik para saksi yang bisa menegaskan apakah keterangan yang disampaikan benar atau tidak benar, bahkan boleh jadi berbohong.

Para praktisi teknologi pikiran sekaligus hipnoterapis klinis lulusan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology Surabaya, sebagian besar tak melewatkan momen sidang tersebut. Mereka memperhatikan hal khusus itu sebagai bahan kajian yang menarik. Bahasan soal itu pun mengemuka di grup Telegram yang anggotanya 337 orang, termasuk sang guru sekaligus pendiri lembaga tersebut, DR. Adi W. Gunawan, CCH.

Untuk mengetahui seorang saksi memberikan keterangan yang sesuai atau tidak, bisa dilihat dari bola matanya. Jika seorang saksi gerakan bola matanya konsisten ke arah tertentu setiap kali memberikan keterangan, bisa dipastikan apa yang disampaikan memang sesuai. Sebab, bola mata itu mengakses memori yang memang isinya data pasti dan nyata.

Sebaliknya, ketika menjawab pertanyaan namun gerakan bola matanya tidak konsisten, di situlah patut diduga keterangan yang diberikan tidak tepat. Ada pola yang tidak disadari, namun terjadi pada setiap orang. Yakni gerakan bola mata ketika menjawab pertanyaan.

Ketika seseorang ditanya nama lengkap, tempat tanggal lahir, nama orang tua, nama pasangan, dan hal yang jawabannya sudah jelas, maka lihatlah ke mana arah bola mata itu bergerak. Misalnya, ketika menjawab semua pertanyaan itu, kemudian bola mata konsisten bergerak ke arah kanan atas. Berarti itulah gerakan bola mata yang mengakses memori sesungguhnya.

Jika kemudian tiba-tiba ada pertanyaan lain dan bola matanya bergerak ke kiri atas, maka patut diduga seseorang itu sedang menyusun data palsu atau merancang sebuah kebohongan. Gerakan ini sangat lembut dan sangat cepat. Bagi yang sudah terbiasa menangkap fenomena ini, tentu sangat mudah melakukan deteksi.

Belum lagi soal gestur atau gerakan tubuh yang ditunjukkan seseorang, juga bisa menjadi petunjuk apakah seseorang itu memberikan keterangan yang sesungguhnya atau rekayasa.

Sebenarnya, ada satu cara lagi untuk mengakses data sesungguhnya dari seseorang. Yaitu meminta data pada pikiran bawah sadar, atau seseorang dalam kondisi hipnosis. Sayangnya, sampai saat ini, keterangan yang disampaikan seseorang dalam kondisi hipnosis, belum bisa dijadikan keterangan yang sah di persidangan.

Nah, setelah membaca tulisan ini, bisakah sahabat menilai proses pemeriksaan saksi pada sidang MK sebelumnya? Semoga bermanfaat. (*)

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun