Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Keberagaman di Meja Makan ala Lemhannas

5 April 2018   00:50 Diperbarui: 5 April 2018   00:57 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok G PPRA 57 Lemhannas RI. dok pribadi.

Belajar, tentu saja tidak hanya di kelas. Di meja makan, belajar justru menjadi lebih menyenangkan. Apalagi menyangkut keberagaman. Coba perhatikan isi di meja makan, tentu tidak hanya satu jenis makanan saja. Di atas meja makan tentu menunya beragam dan banyak pilihan. Jika semuanya menjadi satu-kesatuan, maka bisa mengenyangkan siapa saja, dan memberikan berkah tak terhingga.

Itu pula yang terjadi pada bangsa ini. Isinya beragam dan macam-macam. Namun mestinya, semua menyadari bahwa keberadaannya untuk satu tujuan nasional, yakni memajukan Indonesia. Belajar dari meja makan ini pula yang dilakukan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 57 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.

Seperti Rabu (4/4) malam, peserta PPRA 57 yang tergabung dalam kelompok G, sengaja diskusi sambil makan malam di salah satu rumah makan di kawasan Jalan Johar Jakarta. Kelompok yang diketuai Kolonel Gathut Setyo Utomo dengan sekretaris Min Usihen ini sengaja menyatukan visi misi kelompoknya secara serius namun tetap santai.

"Ini sekaligus persiapan menjelang diskusi antarkelompok. Sehingga nanti saat menyampaikan pendapat, sudah ada kesepakatan yang jelas," sebut Gathut. Kelompok G yang berjumlah 11 orang ini, satu orang di antaranya berasal dari Nigeria. Karena itulah, sengaja dipilih lokasi rumah makan dengan menu khas asal Makassar, agar peserta dari mancanegara ini semakin mengenal kuliner khas Indonesia.

Maka jangan heran, dalam waktu singkat menu kapurung, sup ikan, udang telur asin, ikan bakar dengan pelengkap beberapa sambal andalan, langsung ludes. "Ini sekaligus melepas rindu kampung halaman," sebut Kolonel M Lutfie Beta, salah satu anggota kelompok G berdarah Makassar ini. Setelahnya, diskusi pun berlangsung 'gayeng' dan menghasilkan ide-ide mumpuni.

Sebagai informasi, peserta PPRA 57 kali ini berjumlah 100 orang terdiri dari unsur TNI 38 orang, polisi 20 orang, aparatur sipil negara 20 orang, serta dari negara sahabat ada 7 orang. Sisanya dari unsur organisasi masyarakat dan partai politik sebanyak 15 orang.

Tak hanya mengikuti kegiatan di kelas, peserta juga diberikan tugas membuat seminar, diskusi, hingga membuat karya tulis. Semua dilakukan secara perorangan maupun per kelompok. Nah, untuk menyatukan kelompok inilah, beberapa peserta memilih jalur diplomasi di meja makan. Perut kenyang, tujuan kelompok pun bisa diwujudkan.

Bagaimana menurut Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun