Mohon tunggu...
NarasiPublik
NarasiPublik Mohon Tunggu... Jurnalis

Konten Filsafat,Hukum,Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Revolusi Oktober Sampai G30SPKI

2 Oktober 2025   09:32 Diperbarui: 2 Oktober 2025   08:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vladimir Ilyich Lenin sedang membakar masa dengan semangatnya

Dari Revolusi Oktober sampai G30S/PKI

Sejarah sering terasa jauh dan kaku. Namun kalau kita perhatikan, sejarah sebenarnya adalah cerita tentang manusia—tentang harapan, keyakinan, dan juga tragedi. Begitu pula kisah panjang yang menghubungkan Revolusi Oktober 1917 di Rusia dengan perjalanan politik di Indonesia hingga peristiwa G30S/PKI 1965.

Ketika Rusia Mengguncang Dunia

Bayangkan Rusia di tahun 1917: negeri luas yang rakyatnya hidup miskin di bawah kekuasaan Tsar. Kaum buruh dan petani, yang sudah lama tertindas, akhirnya bangkit bersama Partai Bolshevik. Mereka menggulingkan kekuasaan lama dan mendirikan pemerintahan baru—pemerintahan yang mengaku berdiri atas nama kaum pekerja.

Kemenangan ini, yang dikenal sebagai Revolusi Oktober, menjadi gempa politik yang gaungnya terdengar hingga ke ujung dunia. Bagi banyak bangsa terjajah, termasuk Indonesia, revolusi itu seperti mercusuar: bukti bahwa rakyat biasa pun bisa menentukan arah sejarah.

Api yang Menyala di Hindia Belanda

Di tanah jajahan Hindia Belanda, berita tentang Revolusi Rusia segera membangkitkan imajinasi. Para buruh pelabuhan, pekerja perkebunan, hingga kaum intelektual muda melihat kemungkinan baru: kemerdekaan bukan hanya urusan elite, tapi bisa diperjuangkan rakyat luas.

Dari sinilah lahir Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal 1920-an. PKI menjadi salah satu partai komunis pertama di Asia, dan berusaha menerjemahkan semangat Revolusi Oktober ke dalam perjuangan anti-kolonial. Mereka mengorganisir pemogokan, aksi massa, bahkan pemberontakan bersenjata pada 1926–1927. Memang, semua itu gagal. Banyak anggotanya dipenjara atau dibuang. Tapi api gagasan itu tidak pernah benar-benar padam.

Setelah Merdeka: Harapan dan Ketegangan

Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 membuka babak baru. PKI yang sempat hancur, bangkit lagi. Pada 1950-an dan awal 1960-an, di bawah pimpinan D.N. Aidit, PKI tumbuh menjadi partai raksasa dengan jutaan simpatisan. Para buruh, tani, dan rakyat kecil melihat PKI sebagai suara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun