Mohon tunggu...
Ending Nurdea Saputri
Ending Nurdea Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi / 20107030022

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar dan Mengenal Produksi Batik Kain Perca di Dusun Banggan

22 April 2021   11:33 Diperbarui: 22 April 2021   11:52 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai batik tentu sudah tidak asing lagi. Dengan berbagai macam bentuk batik di Indonesia dan dari berbagai penjuru daerah yang ada memiliki keunikan-keunikan sendiri bagi batiknya. Berbeda dengan batik-batik tradisional yang tentu sudah terkenal sejak dulu, kini saya akan membahas mengenai batik dari sisa-sisa kain perca. Akan tetapi, sebelumnya saya akan membahas mengenai pengertian batik sendiri itu apa?

Kebanyakan orang menyebutkan bahwa batik ialah motif bergambar berupa titik-titik atau garis-garis yang ditekankan pada kain mori dengan menggunakan canting dan cairan lilin malam kemudian akan dilakukan hal khusus untuk penyempurnaannya. Proses pembatikan menggunakan canting dan cairan lilin malam ini lah yang membuat seni nilai tinggi pada batik tersebut.

Kalau orang Jawa mengartikan sebuah batik berasal dari kata amba dan tik yang artinya menulis titik. Dalam hal inilah batik dikenal dengan sebuah tulisan yang menggunakan canting dan cairan lilin malam.

Kalau kalian pernah mencoba untuk membuat batik, tentu kalian akan tahu seberapa sulitnya membuat batik dengan corak yang indah dan rapi. Secara dalam melakukan penggambaran pada kain mori dengan menggunakan canting dan cairan malam yang panas butuh konsentrasi dan kehati-hatian. Selain dapat merusak motifnya juga bisa melukai tangan kita jika terkena cairan malam yang panas.

Di setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing mengenai batik. Ada batik Solo, batik Jogja, batik Pekalongan, batik Madura, batik Cirebon, batik Jakarta, batik Bali, batik Tasik, dan masih banyak lagi.

Tapi jangan salah, seiring dengan berkembangnya jaman, tentu berbagai macam batik sudah banyak yang berkembang di Indonesia. Secara keunikan dari Indonesia sendiri dikenal akan kebudayaannya bukan. Terutama dalam budaya busana seperti batik. Oleh karena itu setiap tanggal 2 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Tidak seperti batik-batik pada umumnya, batik yang akan di bahas kali ini merupakan hasil dari sisa-sisa kain yang sudah tidak digunakan lagi (seperti yang saya ungkapkan diawal). Berkembangnya daya fikir setiap orang dan kekreatifan setiap orang lah yang mampu menimbulkan karya baru dari sebuah barang atau bahan yang tidak digunakan. Seperti halnya batik kain perca.

Berbicara mengenai kemajuan jaman, batik kain perca tentu tidak ketinggalan dari sorot mata para pembeli, baik dalam negeri maupun luar negeri. Batik yang memiliki corak yang beragam, dengan aneka warna dan motif yang dipadukan satu sama lain. Dalam pembuatan batik kain perca ini lebih menonjol pada tehnik jahit-menjahit, berbeda dengan batik-batik tradisional yang lebih menonjol dengan tekhnik menulis menggunakan cairan lilin malam. Batik kain perca ini juga sudah menjelajah di Indonesia sudah cukup lama. Di jaman yang semakin maju dengan membuat ide-ide kreatif yang ditampilkan dari batik kain perca lebih bernuansa, dengan menonjolkan keindahan dan kenyamanan bagi sang pemakainya.

Kain perca ialah sisa-sisa kain atau perca-perca batik dari potongan-potongan pakaian yang sudah tidak terpakai kembali. Dulu kerap sekali sisa-sisa dari kain pakaian yang sudah di produksi tidak dimanfaatkan dengan baik dan dibuang begitu saja. Jadi, daripada sisa-sisa kain tersebut kita buang, kenapa tidak kita daur ulang saja menjadi hal yang lebih bermanfaat kembali.

Siapa yang mengira kalau sisa-sisa kain yang terbengkalai pun bisa menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Dengan beragam macam warna yang dipadukan dari satu tempat menyelimuti tempat lain sehingga membentuk sesuatu produk layak pakai.

Apalagi jika hal itu berada pada tangan orang-orang yang kreatif. Tentu sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Seperti peribahasa "Tak ada rotan akar pun jadi", apabila yang baik tidak ada, yang kurang baik pun bisa dimanfaatkan.

Di dusun Banggan, Rt 43/ Rw 22, kecamatan Sentolo, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ada sebuah rumah yang memproduksi batik kain perca dengan beragam produk yang dibuatnya. Rumah ini pun diberi nama "Kaia Batik Kain Perca" yang dibangun oleh Mas Endro dan dibantu oleh Ibunya.

Dokpri
Dokpri
Pada hari Minggu (18/04/2021) saya berkesampatan untuk mengunjungi 'Kaia Batik Kain Perca' di kediaman Mas Endro. Selain untuk bersilaturrahmi juga untuk mengenal lebih jauh mengenai awal produksi kain perca dan barang apa saja yang diproduksi oleh beliau di rumahnya. Karena kebetulan keluarga saya dengan keluarga beliau masih tetanggaan.

Awal berdirinya rumah batik kain perca ternyata sudah cukup lama, yaitu sekitar 9 tahun yang lalu. Hal ini berawal dari Mas Endro menjadi seorang driver pabrik batik perca sehingga dari pengalaman-pengalaman itu beliau membangun usaha sendiri dengan berbekal ilmu dari pabrik yang beliau ikuti dulu. Jadi dulu pabrik itu memiliki produk tas, lalu beliau mengembangkannya menjadi pakaian. Berjalannya waktu berkembang sedikit demi sedikit menjadi lebih banyak lagi.

"Yang bisa dihasilkan dari limbah batik perca berupa kerajinan taplak meja, topi, sarung bantal, selimut, tutup kulkas, dan segala perabot rumah tangga yang bisa dibuat menggunakan kain." Ucap Mas Endro.

Ternyata hasil dari sisa-sisa kain perca ini lebih sering dibuat sebagai produk pakaian, celana dan kain yang dapat diselubungkan dengan perabot-perabot rumah tangga. Seperti yang sudah disebutkan oleh Mas Endro diatas. Memang sudah cukup lama bagi saya mengenal tentang batik kain perca. Sekitar saya dulu masih duduk di bangku SD kain perca ini sudah tersebar di dusun Banggan.

Dokpri: foto pakaian dan celana kain perca
Dokpri: foto pakaian dan celana kain perca
"Setelah itu karena permintaan pasar yang berbeda, kami merubah fashion pakaian menjadi daster, rok, celana, dan pakaian yang layak dijual." Ucap Mas Endro

"Pemasaran dari produk ini memiliki target market di tempat-tempat wisata. Jadi kita gunakan tempat-tempat wisata yang terdapat orang local atau orang dari luar negeri. Sehingga mereka bisa melihat dan membeli produk kami yang unik dan tidak semua bisa membuatnya." Ucap Mas Endro

"Untuk tempat Local bertempat di Kawasan Malioboro, Tamansari, Pasar Beringharjo, Prambanan, Borobudur, dan Pasar Klewer. Untuk tempat di luar jogja ada di Bali, Surabaya, Padang, Jakarta, Berastagi, dan terakhir bisa sampai di Malaysia." Tambah Mas Endro

Tidak saya sangka jika produk batik kain perca yang dibangun oleh Mas Endro pun sampai ke luar negeri, seperti Negara Malaysia. Sudah pasti keunikan dari batik inilah yang mampu membawa produk ini sampai terkenal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Kelebihan dari produk ini pertama unik, memanfaatkan limbah kain dari pekalongan yaitu perca dari konfeksi-konfeksi, dan bahan bakunya juga masih banyak. Harga yang murah dan jelas bisa menyerap banyak tenaga kerja. Karena kita akan memalui 4 tahap dalam pembuatan produk ini. Yang pertama yaitu pengeliman, kedua proses jahit siksak, ketiga pemotongan menjadi bahan-bahan yang akan dibuat, lalu menjahit finishing." Tambah Mas Endro

Seperti halnya yang telah disampaikan oleh Mas Endro pada bagian akhir mengenai tahap dalam pembuatan produk tersebut, saya cukup mengenal pada tahap awal yaitu proses pengeliman. Dimana saya sendiri berpartisipasi dalam tahap pengeliman tersebut. Bahan yang dibutuhkan dalam tahap awal yaitu tahap pengeliman memiliki tiga bahan, yaitu sisa-sisa kain perca yang beragam bentuk maupun warna, lalu ada furing sebagai alas pengeliman kain perca, dan lem perekat untuk penyatuan.

Dokpri: foto kain perca, furing, dan lem
Dokpri: foto kain perca, furing, dan lem
Seperti apa yang disampaikan oleh Mas Endro bahwa dalam hal ini kita memerlukan banyak tenaga kerja untuk membantu dalam proses finishing produk tersebut. Dalam hal ini baik orang tua maupun orang muda pun bisa ikut bekerja. Seperti halnya saya, saya sangat merasa tertolong dengan adanya produk batik kain perca ini di dusun Banggan terkhusunya pada tahap awal pengeliman. Karena anak kecil pun jika ingin belajar hal itu dapat mereka lakukan, karena pada tahap awal ini bisa dikatakan hal yang mudah dilakukan. Sehingga bisa membantu anak-anak maupun orang muda atau orang tua dalam mencari uang tambahan. Ditambah bisa dikerjakan dalam waktu luang tanpa mengganggu pekerjaan lainnya.

Seperti beliau yang memulai usaha ini dengan pengalaman yang beliau dapatkan saat bekerja dulu, seperti itulah kita juga harus bisa mencari pengalaman yang mampu menyongsong kehidupan kita, karena guru terbaik ialah pengalaman kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun