Mohon tunggu...
Endang Umirah
Endang Umirah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama :endang umirah kampus : AKER PEMDA SARANG KELAS : 2A

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengertian Luka

25 Oktober 2014   18:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:46 5404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PENGERTIAN LUKA

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang.

Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a)Healing by primary intention

Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.

b)Healing by secondary intention

Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.

c)Delayed primary healing (tertiary healing)

Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.

Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

1.Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi tumpang tindih (overlap)

2.Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut

3.Fase penyembuhan luka :

a)Fase inflamasi :

1.Hari ke 0-5

2.Respon segera setelah terjadi injuri  pembekuaàn darah  untuk mencegah kehilangan darah

3.Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa

4.Fase awal terjadi haemostasis

5.Fase akhir terjadi fagositosis

6.Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi

b)Fase proliferasi or epitelisasi

1.Hari 3 – 14

2.Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka  luka nampak merah segar, mengkilat

3.Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid

4.Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka

5.Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi

c)Fase maturasi atau remodelling

1.Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun

2.Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)

3.Terbentuk jaringan parut (scar tissue)  50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya

4.Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan

Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka

a.Status Imunologi

b.Kadar gula darah (impaired white cell function)

c.Hidrasi (slows metabolism)

d.Nutritisi

e.Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure – oedema)

f.Suplai oksigen dan vaskularisasi

g.Nyeri (causes vasoconstriction)

h.Corticosteroids (depress immune function)

Cara Perawatan Luka dengan Modern Dressing

Perkembangan perawatan luka (wound care ) berkembang dengan sangat pesat di dunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, dimana disebutkan dalam beberapa literature lebih efektif untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.

Perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. Metode tersebut belum begitu familiar bagi perawat di Indonesia

Biasanya, tidak banyak yang dilakukan untuk merawat luka. Apalagi jika hanya luka ringan. Langkah pertama yang diambil adalah membersihkannya kemudian langsung diberi obat luka atau yang lebih dikenal dengan obat merah. Sementara pada luka berat, setidaknya langkah yang diambil tidak jauh dari membersihkannya dahulu, setelah itu diberi obat. Sering orang tidak memperhatikan perlukah luka tersebut dibalut atau tidak.

Seperti pada kasus luka akibat penyakit diabetes misalnya, terdapat kasus bahwa luka tersebut harus diamputasi. Namun, tindakan amputasi ternyata bisa digagalkan setelah dirawat dengan saksama dan dengan metode yang benar dan tentunya dilakukan oleh perawat ahli. Kesembuhan luka pada tingkat tertentu seperti pada kasus luka akibat diabetes tergantung pada kedisiplinan perawatan. Untuk itu harus diperkenalkan pada masyarakat bahwa telah ada program perawatan di rumah atau home care dengan perawat datang ke rumah. Namun sekarang, perkembangan perawatan luka atau disebut dengan wound care berkembang sangat pesat di dunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, di mana disebutkan dalam beberapa literatur lebih efektif untuk penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.

Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telah mengering. Namun faktanya, lingkungan luka yang seimbang kelembabannya memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen di dalam matriks nonselular yang sehat. Pada luka akut, moisture balance memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines dan chemokines yang mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkan matriks jaringan luka. Jadi, luka harus dijaga kelembabannya.

Dikatakan Widasari, terlalu lembab di lingkungan luka dapat merusak proses penyembuhan luka dan merusak sekitar luka, menyebabkan maserasi tepi luka. Sementara itu, kurangnya kondisi kelembaban pada luka menyebabkan kematian sel, dan tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan matriks.

Untuk menciptakan suasana lembab, pada cara perawatan luka konvensional memerlukan kasa sebagai balutan dan NaCl untuk membasahi. Kemudian luka dikompres kasa lembab dan diganti sebelum kasa mengering, dalam hal ini, memerlukan penggantian kasa yang sering. Sementara untuk metode perawatan modern, dalam menciptakan suasana lembab menggunakan modern dressing, misalnya dengan cara alginat atau hydrokoloid.

Di sisi lain, pemilihan balutan merupakan tahap penting untuk mempercepat proses penyembuhan pada luka. Tujuan dari pemilihan balutan luka ini adalah untuk membuang jaringan mati, benda asing atau partikel dari luka. Belutan juga dapat mengontrol kejadian infeksi atau melindungi luka dari trauma dan invasi bakteri. Pemilihan balutan harus mampu mempertahankan kelembaban luka, selain juga berfungsi sebagai penyerap cairan luka. Balutan juga harus nyaman digunakan dan steril serta cost effective.

Sebagai pengganti perawatan luka secara konvensional yang harus sering mengganti kain kasa dengan NaCl sebagai pembalut luka, sekarang telah ada metode perawatan luka secara modern yang memiliki prinsip menjaga kelembaban luka. Dalam hal ini, jenis balutan yang digunakan adalah kasa. Metode yang dikenal dengan modern dressing ini beberapa contoh di antaranya yakni dengan penggunaan bahan seperti hydrogel.

Hydrogel berfungsi untuk menciptakan lingkungan luka tetap lembab. Selain itu juga melunakkan dan menghancurkan jaringan nekrotik tanpa merusak jaringan sehat yang akan terserap ke dalam struktur gel dan terbuang bersama pembalut. Hydrogel juga dapat meningkatkan autolityk debrimen secara alami. Debrimen berarti proses pembuangan jaringan nekrosis atau kematian sel yang disebabkan oleh penurunan proses enzimatic tubuh dari permukaan luka. Jenis modern dressing lainnya yakni Ca Alginat dimana kandungan Ca dapat membantu menghentikan perdarahan. Kemudian hydroselulosa dengan fungsi mampu menyerap cairan dua kali lipat dari Ca Alginat. Selanjutnya adalah hydrokoloid yang mampu menjaga dari kontaminasi air dan bakteri serta dapat digunakan untuk balutan primer dan balutan sekunder. Penggunaan jenis modern dressing tentunya disesuaikan dengan jenis indikasi luka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun