Mohon tunggu...
Endang saefulloh
Endang saefulloh Mohon Tunggu... Guru - Bahagia dan sehat selalu

Belajar mensyukuri yang ada

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Manfaat Menulis untuk Kesehatan

26 September 2021   11:25 Diperbarui: 26 September 2021   11:47 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Keempat, mencatat gagasan. Ketika  menemukan gagasan, catatlah gagasan itu untuk kita pikirkan lebih lanjut dan kita laksanakan. Gagasan yang terlupakan tidak membuahkan sesuatu sehingga kita kekeringan gagasan.

Kelima, terapi emosi. Menurut Dr. James W. Pennebaker,  "Menulislah secara bebas tanpa mempedulikan struktur kalimat dan tata bahasa. Niscaya Anda akan terbebaskan dari segala deraan batin". Menulis membuat hidup menjadi bergairah. Letupan-letupan perasaan, gejolak gagasan, menuntun jari-jemari mengeja huruf demi huruf, merangkai kata demi kata, menuturkan kesatuan pikiran dan perasaan.

Kebebasan menulis berpijak pada keleluasaan menuangkan segala hal  yang dirasakan, tidak terbatas pada aturan-aturan penulisan. Menulis tidak  sekedar merangkai sejumlah kata  hingga menjadi sebuah alur cerita yang memiliki makna. Menulis bisa membuat perasaan bahagia yang luar biasa. Menyembuhkan berbagai trauma dan menjadi terapi jiwa.

Banyak penelitian  membuktikan bahwa menulis dapat mengurangi tekanan jiwa, stress juga menjadi  jalan seseorang menuju kesuksesan dalam hidupnya. Curahkan perasaan dalam  sebuah tulisan, niscaya kita akan merasa terpuaskan. Apa pun bentuk dan isi tulisannya. Kesenangan dan kepuasan itulah yang menjadikannya sebagai terapi yang memungkinkan kesembuhan bagi para penderita ketidakseimbangan emosi. Logikanya, mengekspresikan kemarahan, rasa senang atau kekecewaan lewat tulisan itu seperti kita mengungkapkan kemarahan dengan ucapan, hanya medianya berbeda, bukan kepada orang, melainkan melalui pena atau komputer diatas kertas.

Therapy seperti ini cocok bagi mereka  yang cenderung tertutup, kurang terbuka dengan  orang lain. Kekesalan  atau marah yang bertumpuk bisa menyebabkan gangguan fisik, seperti maag bahkan insomnia. Dalam sebuah tausyiah, seorang ibu rumah tangga pernah mengeluhkan penyakit insomnia yang dideritanya. Ia meminta kepada ustadz memberikan solusi bagi penyakitnya karena secara medis sudah divonis tidak bisa disembuhkan. Pa Ustadz memberikan sebuah solusi spiritual yang secara medis sangat logis.

Menurutnya, si ibu harus menghilangkan kejengkelan-kejengkelan di hati yang terus bertumpuk dan tak tersembuhkan. Si ibu mengakui bahwa selama beberapa tahun ini, ia menyimpan kekesalan dan kejengkelan terhadap suaminya yang tidak bisa menghilangkan kebiasaannya merokok. Hal ini menjadi bukti bahwa kejengkelan perasaan dapat mempengaruhi kesehatan pikiran, sehingga organ-organ tubuh menjadi lemah. Kasus ini juga menjadi bukti bahwa menahan beban perasaan lebih menderita dari pada sakit fisik yang kentara dan terdiagnosa.

Dengan  menulis seseorang bisa  menyalurkan kemarahan, kebencian dan kekecewaan. Kelegaan yang didapat sama dengan kepuasan orang-orang yang curhat dengan teman atau sahabat. Menulis lebih aman dan nyaman daripada berbicara ke sana kemari mengadukan perasaan. Dengan demikian kegiatan menulis dapat memberi efek positif bagi penulisnya.

Banyak  penelitian membuktikan bahwa menulis dapat menghilangkan efek traumatis terhadap orang-orang yang menderita gangguan psikologis atau mengalami trauma tertentu. Dengan menuliskan pengalaman pahit atau kenyataan pahit yang dialami, trauma seseorang bisa berkurang. Jika hal ini dilakukan secara intensif, kesembuhan menjadi  sebuah keniscayaan.

Penelitian awal tentang manfaat menulis ekspresif dilakukan oleh Pennebaker & Beal tahun 1986 di Amerika. Hasilnya menyebutkan bahwa kebiasaan menulis pengalaman hidup yang berharga dapat menurunkan masalah kesehatan. Beberapa penelitian lainnya menyebutkan bahwa menulis dalam jangka panjang dapat menurunkan tingkat stres, meningkatkan sistem imun, menurunkan tekanan darah, mempengaruhi mood, lebih bahagia, bekerja lebih baik dan mengurangi tanda-tanda depresi. Sedangkan dalam aspek sosial dan perilaku, menulis dapat meningkatkan memori, nilai rata-rata siswa di sekolah, dan kemampuan sosial linguistik.

James Pennebaker membuktikan bahwa menulis perasaan-perasaan berpengaruh positif bagi kesehatan, serta meningkatnya kekebalan tubuh. Ternyata  mereka yang gemar  menuliskan perasaan-perasaannya melalui Diary (catatan harian) memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik di bandingkan yang tidak.

Demikian, diantara manfaat dan keutungan menulis, dan tentu masih banyak lagi,  mari kita mulai menulis. Salam sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun