Mohon tunggu...
Endang Noor Rachmat
Endang Noor Rachmat Mohon Tunggu... Alumni Ma'hadiyah 1980-1990

Endang Noor Rachmat adalah alumni Ma'hadiyah angkatan 1980-1990.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

80 Tahun Perjalanan Drs KH Saeful Azhar dalam Membangun Al-Basyariyah

7 September 2020   12:55 Diperbarui: 7 September 2020   21:14 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewan Guru sedang mempersiapkan ujian pesantren

(Chaerul Rochman; alumni Ma'hadiyah 1983-1988)

Deden Suryadi

Selama saya mondok di Al-Basyariyah, banyak pengalaman yang saya dapatkan dari Buya. Buya bagi saya adalah sosok seorang pemimpin yang tegas dan berwibawa di hadapan para santri, beliau tidak pernah meninggalkan senyumnya di saat bertemu demgam orang lain, beliau seorang panutan bagi para santrinya.

Dalam menerapkan kedisiplinan kepada para santrinya, tidak ada pilih kasih, kalau beliau  sedang menghukum santrinya tidak pernah melihat keadaan; dimana beliau melihat pelanggaran, di saat itu pula Buya memberikan hukuman kepada santrinya. 

Beliau adalah sosok figur-panutan bagi saya, beliau seorang yang benar-benar menggunkan waktunya dengan sebaik-baiknya, beliau mengajarkan saya untuk belajar tepat waktu baik ketika belajar ataupun melaksanakan shalat berjama'ah, telat sedikit saja maka siap-siap mendapat semprotan, dan Buya akan memberikan hukuman yang bervartatif sesuai dengan pelanggaran yang santri lakukan, dari mulai ngorondang (merangkang),  jalan jongkok, dijemur, diludahi, hingga ditempeleng. 

Namun herannya santri yang dihukum tidak ada yang melawan. Tapi Buya pernah berpesan, "Apabila nanti kalian jadi pemimpin jangan kalian lakukan tamparan ke muka anak buah kalian langsung dengan tangan, tapi kalau kalian mau melakukannya, lakukan tamparan dengan alat seperti buku yang tidak membahayakan".

Saat Buya masih muda, beliau turun langsung memimpin santri berolah-raga, lari pagi, kadang sambil berziarah ke makam Mahmud, dan pada tahun 1990 beliau mengantar kami ke Gontor unuk kegiatan Jamrana Pramuka tingkat alumni Gontor, yang saat itu tim pramuka kami dapat juara-1 baris-berbaris.

Setiap ba'da shalat Shubuh, Buya selalu memberikan wejangan kepada seluruh santrinya tentang kedisiplinan dan kesiapan para santri dalam menghadapi tuntan zaman yang akan mereka hadapi nanti di saat kami kembali. Masih terngiang di telinga saya, Buya berkata: "Jika nanti kalian sudah terjun ke masyarakat, jadilah  seorang yang berani tampil di segala panggung kebaikan".

Sebelum terjun ke masyarakat saya sempat  kuliah dan mendapatkan gelar akademik S-2.

Dengan disiplin yang pernah saya terima, saya berterimakasih, dan alhamdulilah saya selalu menerapkannya, terutama buat saya pribadi. Dan dengan ilmu, do'a, dan keberkahan dari Buya, saya mampu beramal dan berperan di tengah-tengah masyarkat.

(Deden Suryadi; Alumni santri TMI kelas Intensif)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun