(Chaerul Rochman; alumni Ma'hadiyah 1983-1988)
Deden Suryadi
Selama saya mondok di Al-Basyariyah, banyak pengalaman yang saya dapatkan dari Buya. Buya bagi saya adalah sosok seorang pemimpin yang tegas dan berwibawa di hadapan para santri, beliau tidak pernah meninggalkan senyumnya di saat bertemu demgam orang lain, beliau seorang panutan bagi para santrinya.
Dalam menerapkan kedisiplinan kepada para santrinya, tidak ada pilih kasih, kalau beliau  sedang menghukum santrinya tidak pernah melihat keadaan; dimana beliau melihat pelanggaran, di saat itu pula Buya memberikan hukuman kepada santrinya.Â
Beliau adalah sosok figur-panutan bagi saya, beliau seorang yang benar-benar menggunkan waktunya dengan sebaik-baiknya, beliau mengajarkan saya untuk belajar tepat waktu baik ketika belajar ataupun melaksanakan shalat berjama'ah, telat sedikit saja maka siap-siap mendapat semprotan, dan Buya akan memberikan hukuman yang bervartatif sesuai dengan pelanggaran yang santri lakukan, dari mulai ngorondang (merangkang),  jalan jongkok, dijemur, diludahi, hingga ditempeleng.Â
Namun herannya santri yang dihukum tidak ada yang melawan. Tapi Buya pernah berpesan, "Apabila nanti kalian jadi pemimpin jangan kalian lakukan tamparan ke muka anak buah kalian langsung dengan tangan, tapi kalau kalian mau melakukannya, lakukan tamparan dengan alat seperti buku yang tidak membahayakan".
Saat Buya masih muda, beliau turun langsung memimpin santri berolah-raga, lari pagi, kadang sambil berziarah ke makam Mahmud, dan pada tahun 1990 beliau mengantar kami ke Gontor unuk kegiatan Jamrana Pramuka tingkat alumni Gontor, yang saat itu tim pramuka kami dapat juara-1 baris-berbaris.
Setiap ba'da shalat Shubuh, Buya selalu memberikan wejangan kepada seluruh santrinya tentang kedisiplinan dan kesiapan para santri dalam menghadapi tuntan zaman yang akan mereka hadapi nanti di saat kami kembali. Masih terngiang di telinga saya, Buya berkata: "Jika nanti kalian sudah terjun ke masyarakat, jadilah  seorang yang berani tampil di segala panggung kebaikan".
Sebelum terjun ke masyarakat saya sempat  kuliah dan mendapatkan gelar akademik S-2.
Dengan disiplin yang pernah saya terima, saya berterimakasih, dan alhamdulilah saya selalu menerapkannya, terutama buat saya pribadi. Dan dengan ilmu, do'a, dan keberkahan dari Buya, saya mampu beramal dan berperan di tengah-tengah masyarkat.
(Deden Suryadi; Alumni santri TMI kelas Intensif)