Mohon tunggu...
Endang Supriadi
Endang Supriadi Mohon Tunggu... Guru - Educator

Hiduplah untuk berbagi sebanyak-banyaknya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program SMANLI Tanpa Sampah Plastik

12 November 2021   08:29 Diperbarui: 12 November 2021   08:41 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Program SMANLI Tanpa Sampah Plastik"

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Dokpri
Dokpri

Sampah merupakan permasalahan yang dihadapi oleh seluruh warga dunia yang sudah harus ditangai secara serius oleh berbagai kalangan. Setiap aktifitas manusia menyisakan sampah dari sampah organic sampai sampah anorganik. Sampah Anorganik seperti sampah plastik perlu perhatian lebih untuk dicarikan jalan keluarnya.

Sampah plastik pada umumnya membutuhkan waktu yang sangat lama agar bisa terurai secara alami. Waktu penguraian sampah plastik rata-rata mebutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun. Hal ini jelas sangat mengancam keberlangsungan kehidupan di Bumi kita ini mengingat kesadaran penduduk bumi akan bahaya sampah plastik sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas manusia yang selalu menggunakan dan membuang sampah plastik dari barang-barang yang mereka konsumsmi seperti bungkus makanan dan minuman.

Salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi permasalahan ini adalah dengan membuat program yang memiliki dampak pada pengurangan penggunaan sampah plastik di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang merupakan replika dari kehidupan masyarakat dianggap menjadi lingkungan yang cocok untuk membuat budaya baru dalam penggunaan plastik yang menyisakan sampah. Selama ini budaya yang ada di lingkungan sekolah khususnya SMAN 5 Pandeglang masih sangat rendah tingkat kepedulianya terhadap penggunaan plastik yang menyisakan sampah. Sehingga Program Stop menggunakan Botol plastik sekali pakai ini diharapkan dapat merubah budaya yang ada. Program ini juga diharapkan dapat mendorong warga sekolah SMAN 5 Pandeglang akan kesadaran lingkungan sesuai visi dan Misi sekolah.

Program pengurangan penggunaan Botol plastik ini diawali dengan koordinasi dengan Kepala sekolah dan Wakil kepala sekolah bagian sarana. Setelah komunikasi dan koordinasi tercipta, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah Sosialsasi kepada pengurus osis dan MPK. Kemudian Pengurus osis bersama-sama MPK mengadakan sosialisasi dan kampanye didampingi wali kelas masing-masing.

Langkah terakhir dari pelaksanaan program ini adalah menunjuk kelas percontohan. Dan kelas percontohan yang ditentukan adalah kelas XII IPS 1. Kelas percontohan membeli Dispenser air beserta gallon untuk disimpan di kelas dan untuk dimanfaatkan bersama-sama.  Pengurus kelas dibuat dan diberi tugas untuk merawat dan menjaga komitmen yang dibuat dalam kesepakatan kelas. semua Siswa meiliki tugas masing-masing dalam program ini yang diketuai olek ketua kelas.

Selama perancangan program ini, saya merasa sangat tertantang, karena banyak pihak yang harus dilibatkan. Namun saya sangat merasa senang karena dapat melakukan hal kecil yang dapat berdampak  besar terhadap lingkungan. Hal terberat yang saya rasakan adalah ketika kita dapat penolakan atau kurangnya dukungan dari berbagai pihak. Keterlibatan siswa dalam program ini pun bukanlah hal yang mudah, terutama dalam menjaga komitmen mereka untuk selalu membawa tumbler atau botol ke sekolah setiap hari.

Dari program ini saya belajar bahwa tidak mudah untuk merubah budaya yang sudah ada, meskipun budaya itu dianggap buruk. Pada umunya orang dewasa sudah memiliki sudut pandang dan kepercayaan masing-masing terhadap suatu permasalahan sehingga sulit mengarahkan orang dewasa untuk mengiuti budaya baru. Hal yang berlu diperjelas dari sebuah program adalah imbasnya bagi mereka secara individu terlebih dahulu. Ketika mereka sudah menyadari bahwa suatu program menguntungkan bagi pribadinya maka akan mudah untuk mengajak dan mengarahnya sebelum mereka berpikir kepada imbas yang lebih luas diluar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun