Mindful eating memiliki kesamaan dengan banyak nilai dalam budaya negara-negara mayoritas Muslim, terutama dalam hal kesederhanaan, rasa syukur, keseimbangan, dan keberkahan dalam makanan. Berikut adalah beberapa filosofi makan penuh kesadaran dalam budaya berbagai negara mayoritas Muslim:
1. Timur Tengah & Arab -- Konsep Makan dengan Syukur dan Berbagi
Dalam budaya Arab, makanan sering kali dianggap sebagai karunia dari Allah dan harus dihargai dengan penuh kesadaran. Konsep "barakah" (keberkahan dalam makanan) mengajarkan untuk menikmati makanan dengan penuh syukur dan tidak menyia-nyiakannya. Budaya makan bersama dalam satu nampan (sufrah) juga mengajarkan mindfulness, karena orang cenderung lebih sadar dengan porsi dan berbagi makanan dengan sesama.
2. Iran -- Filosofi "Adab-e Sofreh" (Etiket Makan dengan Kesadaran)
Adab-e Sofreh dalam budaya Persia mengajarkan bahwa makan harus dilakukan dengan kesopanan, syukur, dan kesadaran penuh. Orang Iran sering memulai makan dengan bismillah dan mengakhirinya dengan alhamdulillah, yang mengajarkan mindfulness dalam setiap gigitan. Budaya teh Iran juga merupakan bentuk mindful drinking, di mana teh dinikmati secara perlahan dalam suasana santai.
3. Pakistan & India -- Ayurveda dan Sunnah Makan
Di Pakistan dan India, banyak ajaran Islam tentang makan berpadu dengan filosofi Ayurveda yang mengajarkan keseimbangan makanan berdasarkan sifat panas (yang) dan dingin (yin). Sunnah Nabi Muhammad SAW tentang makan dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara juga sangat sejalan dengan mindful eating. Masyarakat sering makan dengan tangan, yang secara alami membuat mereka lebih sadar akan tekstur dan rasa makanan.
4. Indonesia & Malaysia -- Kesederhanaan dan Kebersamaan dalam Makanan
Di banyak komunitas Muslim di Indonesia dan Malaysia, makanan sering dikaitkan dengan nilai spiritual dan kebersamaan. Konsep "makan tidak berlebihan" dari ajaran Islam juga tercermin dalam budaya makan secukupnya dan berhenti sebelum kenyang. Tradisi makan bersama seperti nasi liwet atau tumpeng mendorong kesadaran dalam berbagi dan menikmati makanan dengan penuh perhatian.
5. Maghreb (Maroko, Aljazair, Tunisia) -- Makan Sebagai Bentuk Meditasi Sosial
Dalam budaya Maghreb, makan sering dilakukan dalam suasana santai, tanpa terburu-buru, seperti dalam tradisi makan tajine atau couscous bersama keluarga. Teh mint Maroko juga diminum secara perlahan dalam beberapa tahap, mencerminkan mindful drinking.