Jadi waspadailah pada kesibukan yang menggeser peran-peran terbaiknya, jangan sampai mendahulukan hal-hal yang kecil dan tidak prioritas tapi merasa ini -- itu penting. Jika hari ini masih disibukkan oleh berbagai aktifitas yang manfaatnya hanya berdampak bagi dirinya sendiri, "yeah, you should go and love your self..."Â (jadi nyanyi deh...)
Seorang istri hendaknya jangan dulu menuntut kasih sayang, sebelum berlaku hormat kepada suaminya. While in the same time, seorang suami jangan dulu menuntut sikap hormat dari istri, sebelum bersikap penuh kasih sayang pada istrinya.
Temukan Jalan Terbaik
Dalam pengantarnya pada buku Witness of Life karangan Endah Kurniati, ibu Netty Prasetiyani Heryawan menyatakan bahwa perempuan sebagai seorang istri adalah partner bagi sang suami yang akan mempengaruhi kebahagiaan dan keberuntungan seorang suami dan keluarga. Sebagai seorang ratu di rumah tangganya, seorang istri diharapkan mampu mengemban tugas-tugas utamanya karena disinilah tempat semua kebaikan berawal.
Urutan prioritas yang telah dirumuskan Al Qur'an itulah sebenar-benar petunjuk. bila kemudian ditengah perjalanan disadari bahwa peran-peran utama perempuan tidak dijalankan dengan semestinya, mungkin saatnya untuk bermusyawarah dengan suami. Dan mulai berani untuk mencoret dan membuang kegiatan yang kurang prioritas. Ini pastinya tidak mudah, sering kali untuk menjalankan sesuatu yang sederhana, ternyata sama sekali tidak mudah.
Islam menghendaki para wanita agar betah di dalam rumah, banyak keluar rumah untuk urusan yang kurang penting dapat menimbulkan hal-hal negative, gunakan waktu dengan bijaksana, make sure all of the obligations running well, sehingga pelaksanaan kewajiban terhadap suami tetap terjaga, urusan rumah tangga tidak terbengkalai, atur waktu dengan baik, jika pun harus keluar rumah untuk urusan yang penting, jangan sampai mengurangi hak-hak anak, mengurangi makna kepemimpinan suami, menyebabkan kelelahan fisik dan ketegangan yang tidak sesuai dengan tabiat wanita.