Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Find One Hundred Ways - Temukan Jalan untuk Dapatkan Cinta Suami

18 Juni 2019   18:44 Diperbarui: 18 Juni 2019   20:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo credit : dokumen pribadi

Kebutuhan utama kaum lelaki adalah dihormati, sedangkan kebutuhan utama perempuan adalah dicintai.  Oke noted. "Tapi kalau suami tidak menjalankan fungsi utamanya dengan baik sebagai penanggung jawab nafkah keluarga, istri jadi kurang respect, wajar kan?"  Kira-kira, apa jawaban ibu?

***

Kondisi umum

Banyak kejadian seseorang suami menjadi temperamental sehingga anak-anaknya menjadi sasaran karena punya masalah dengan sang isteri yang belum selesai, yaitu kebutuhan dasarnya tidak dipenuhi.  Kaum lelaki semestinya tidak menyisakan celah, where women usualy loosing her respect to him, yaitu saat suami tak mampu memenuhi resiko rutin keluarga, karena untuk mengatur keuangan keluarga dengan seksama itu sudah merupakan kesulitan tersendiri, sehingga jangan bebankan perempuan untuk mencari nafkah bagi keluarga.

Kebanyakan pertengkaran bermula saat perempuan tidak menunjukkan rasa hormat karena ia merasa lelakinya tidak menaruh kasih sayang yang cukup. Namun seringkali malahan karena reaksi perempuan yang tidak menunjukkan rasa hormat ini, kebanyakan lelaki malah semakin tidak menunjukkan cintanya...

Mengijinkan istri bekerja pun bukannya tanpa resiko. Apalagi bila istri bekerja dan berpenghasilan lebih besar dari suami, dikhawatirkan itu akan menghalangi bakti pada suami. Karena fitrahnya perempuan itu condong pada dunia, jadi ubudiah (sikap penghambaan) dan muasyarahnya (pergaulan) akan rusak sehingga akan merasa benar dalam kesalahan, kecuali bila mereka membentenginya dengan ilmu agama yang cukup.

Ada juga istri yang meskipun suami sudah  memenuhi nafkahnya dengan baik, abai pada suaminya setelah hadirnya anak-anak. Mereka menganggap peran suci sebagai ibu di atas segalanya. Kemudian menuntut suami untuk paham bahwa kini sudah hadir makhluk kecil yang patut diprioritaskan dari pada suami. Ternyata ini keliru, perempuan cenderung mengikuti perasaannya untuk terus dipahami. 

Kondisi Ideal

Istri yang baik. Itu adalah tingkatan peran teratas. Selesaikan lebih dulu peran ini dengan baik, berikan pengabdian istimewa untuk suami. Kemudian baru lakukan tugas perempuan sebagai ibu dari anak-anak.

Peran perempuan dibagi menjadi empat bagian berdasar prioritas terbaiknya, yaitu sebagai istri, sebagai ibu, sebagai pribadi dan sebagai ummahat (peran sosial).  Dari keempat perannya tersebut, Al Quran paling banyak bercerita tentang kiprah perempuan sebagai istri. Dan yang paling sedikit adalah kiprahnya dalam bidang sosial. Urutan peran ini mengikat berdasarkan prioritas, jangan di ubah-ubah.

Jadi waspadailah pada kesibukan yang menggeser peran-peran terbaiknya, jangan sampai mendahulukan hal-hal yang kecil dan tidak prioritas tapi merasa ini -- itu penting. Jika hari ini masih disibukkan oleh berbagai aktifitas yang manfaatnya hanya berdampak bagi dirinya sendiri, "yeah, you should go and love your self..." (jadi nyanyi deh...)

Seorang istri hendaknya jangan dulu menuntut kasih sayang, sebelum berlaku hormat kepada suaminya. While in the same time, seorang suami jangan dulu menuntut sikap hormat dari istri, sebelum bersikap penuh kasih sayang pada istrinya.

Temukan Jalan Terbaik

Dalam pengantarnya pada buku Witness of Life karangan Endah Kurniati, ibu Netty Prasetiyani Heryawan menyatakan bahwa perempuan sebagai seorang istri adalah partner bagi sang suami yang akan mempengaruhi kebahagiaan dan keberuntungan seorang suami dan keluarga. Sebagai seorang ratu di rumah tangganya, seorang istri diharapkan mampu mengemban tugas-tugas utamanya karena disinilah tempat semua kebaikan berawal.

Urutan prioritas yang telah dirumuskan Al Qur'an itulah sebenar-benar petunjuk. bila kemudian ditengah perjalanan disadari bahwa peran-peran utama perempuan tidak dijalankan dengan semestinya, mungkin saatnya untuk bermusyawarah dengan suami. Dan mulai berani untuk mencoret dan membuang kegiatan yang kurang prioritas. Ini pastinya tidak mudah, sering kali untuk menjalankan sesuatu yang sederhana, ternyata sama sekali tidak mudah.

Islam menghendaki para wanita agar betah di dalam rumah, banyak keluar rumah untuk urusan yang kurang penting dapat menimbulkan hal-hal negative, gunakan waktu dengan bijaksana, make sure all of the obligations running well, sehingga pelaksanaan kewajiban terhadap suami tetap terjaga, urusan rumah tangga tidak terbengkalai, atur waktu dengan baik, jika pun harus keluar rumah untuk urusan yang penting, jangan sampai mengurangi hak-hak anak, mengurangi makna kepemimpinan suami, menyebabkan kelelahan fisik dan ketegangan yang tidak sesuai dengan tabiat wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun