Mohon tunggu...
Endah Wahyu Sugiharti
Endah Wahyu Sugiharti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidik, Pengrajut, dan Ibu Rumah Tangga

Saya adalah seorang yang masih belajar menulis. Menulis adalah cara saya untuk mengingat dan mengabadikan rasa, momen dan ilmu pengetahuan. Selamat menikmati 😊😊

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anak Pintar Itu Tuntutan Orang Tua

5 September 2017   03:13 Diperbarui: 5 September 2017   03:33 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seorang anak kecil memiliki cara tersendiri dalam mengembangkan kinerja motorik dan kecerdasan pada otaknya. Mereka terkadang melakukan hal-hal yang sangat merugikan orang sekitar. Contoh mereka mencoret dinding, memecahkan piring, naik diatas meja dan sebagainya. Sebagai orang dewasa yang sedikit ilmu tentang dunia anak kecil kita akan memarahi dan terkadang mencubit secara tidak sengaja. Hal tersebut, berdampak negatif pada perkembangan anak. Pada usia anak-anak, mereka memiliki penyimpanan memori yang sangat kuat dan mudah masuk kedalam otak apapun yang terjadi  mereka akan sangat ingat sampai dewasa. Maka tak asing masa-masa tersebut sering fakar ilmu anak mengatakan masa-masa keemasan atau GOLDEN AGE.

Pada masa modern ini, banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pintar. Umur 4 tahun sudah didaftarkan les (apapun itu bentuknya) tujuannya agar mereka pandai dan tidak kalah saing pada anak-anak tetangga ataupun rekan kerja (maaf). Memang mereka akan tumbuh menjadi anak pintar yang menguasai berbagai bidang yang diinginkan orang tua. Tapi sayang mereka harus membuang masa-masa kejayaan mereka diumur itu. Otak mereka dipaksa untuk memikirkam hal-hal yang belum waktunya untuk mereka fikirkan.

Anak usia 2-6 tahun memiliki dunia yang tidak bisa dimengerti orang dewasa. Mereka belajar semua hal dari apa yang mereka lihat kemudian mereka serap. Mereka tidak tahu itu baik ataupun buruk. Menjadi orang tua yang baik pada anaknya tidak harus memaksa anak menjadi pintar pada usia itu. Tapi menjadikan anak cerdas dengan memberikan hal-hal fositif yang ada dilingkungannya (bukan lingkungan monoton berfokus pada satu hal dan satu ruangan).

Anak yang bisa mengekpresikan dirinya pada usia dini pada waktu dewasanya akan menjadi anak yang mandiri, mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, dan akan berusaha mencapai apa yang diinginkannya dengan caranya sendiri. Sementara, anak yang sudah diberi jadwal belajar pada usia dini akan sangat berbeda hasilnya pasa anak yang memiliki tingkat pengekpresian diri yang tinggi pada usianya.

Anak usia dini adalah anak yang cerdas yang mampu mereka lalui tanpa gangguan orang lain. Sedangkan, anak usia dini yang pintar adalah mampu menguasai berbagai bidang kemampuan diri tapi tak mampu mengekpresikan apa yang diinginkannya.

Intinya, 

Simple.

Anak pintar bukan kemauan dirinya sendiri tapi dari (maaf) orang tua yang memiliki tingkat target tinggi sehingga kurang memperhatikan jiwa sikecil yang cerdas tersebut untuk menjadi dirinya sendiri.

Jadilah orang tua yang cerdas secerdas anak usia dini yang mampu mengalahkan jiwa-jiwa dewasa di dunia ini.

Karena 50% kehidupan kita ditentukan pada masa usia dini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun