Baru-baru ini presiden Israel, Isaac Herzog melakukan kunjungan resmi ke Ankara. Kedatangannya disambut presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan upacara angkatan bersenjatanya. Ini adalah lawatan pertama presiden Israel setelah 14 tahun.
Hubungan Turki dan Israel retak karena beberapa alasan. Presiden Israel terakhir yang pernah datang adalah Shimon Peres. Setelah itu timbul perselisihan di antara kedua negara. Terutama mengenai kebijakan masing-masing di kawasan Timur Tengah.
Turki diketahui membela rakyat Palestina dan menentang pemindahan ibukota Israel ke Yerusalem Timur. Turki tidak menempatkan kedutaan di sana. Selain itu bantuan logistik Turki ke rakyat Palestina dijegal. Bahkan kapal Turki yang membawa bantuan, diserang oleh Israel.Â
Oleh karena itu, normalisasi hubungan antara Turki dengan Israel cukup mengagetkan masyarakat internasional. Apakah ini babak baru hubungan kedua negara? Untuk apa Turki memperbaiki hubungan dengan Israel. Sejauh ini pemerintah Turki belum memberikan pernyataan.
Perlu diketahui, bahwa perselisihan antara Turki dengan Israel hanya di bidang politik. Kenyataannya, hubungan ekonomi tetap berlangsung baik. Justru nilai ekspor Turki ke Israel meningkat setiap tahun. Lebih besar daripada ekspor Israel ke Turki.
Berdasarkan data dari Trading Economics, nilai ekspor Turki tahun lalu melonjak pesat. Desember 2020, nilai ekspor Turki mencapai 484 juta dollar AS atau sekitar  6,9 Triliun Rupiah. Sedangkan bulan Maret 2021 naik menjadi 495 juta dollar AS atau sekitar 7 Triliun Rupiah.Â
Turki menempati peringkat pertama pengekspor tertinggi ke Israel. Sedangkan Indonesia ada di peringkat lima. Â Barang-barang yang diekspor Turki seperti reaktor nuklir, besi baja, mutiara dan batu mulia serta berbagai perabot rumah tangga.Â
Namun selain meningkatkan hubungan bilateral antara dua negara, ada beberapa prediksi dari pertemuan Isaac Herzog dan Erdogan tersebut. Antara lain: