Seorang emak-emak bernama Yulianti membuat sebuah video yang kemudian menjadi viral. Dalam video itu ia makan di restoran tanpa protokol kesehatan bersama teman-temannya. Bahkan emak ini mengatakan tidak takut Corona dan mencaci pemerintah telah berbuat zalim dengan PPKM.
Yulianti adalah contoh jelas adanya "tovic people" (orang beracun) yang menyebarkan informasi hoaks dan memprovokasi orang lain untuk melanggar protokol kesehatan dan membahayakan banyak orang. Orang-orang semacam ini yang membuat pandemi Covid 19 semakin ganas dan tak mau pergi dari bumi Indonesia.
Yulianti  menganggit video berdurasi 1 menit 4 detik di media sosial. Dalam video itu ia membanggakan bisa makan-makan tanpa protokol kesehatan bersama teman-temannya di restoran Bebek Sawah. Ia menandaskan bahwa warga kota Padang tidak takut Corona.
"Kita bebas makan apa saja, gak ada lock down, gak ada pembatasan, gak ada sekat-sekat." Kata dia. "Kenapa kita di Jakarta pada panik. Lawan saja pemerintah zalim."
Padahal, Yulianti ber-KTP Jakarta yang kasus Covid 19 begitu tinggi sampai rumah sakit tidak bisa lagi menampung pasien. Bahkan pemprov DKI kesulitan mencari lahan pemakaman yang baru.
Sepertinya orang-orang semacam ini tidak membaca berita dari sumber yang benar. Tetapi dia banyak memakan informasi hoaks yang disebarkan melalui media massa, terutama aplikasi WhatsApp.
Informasi hoaks sangat masih beredar di aplikasi ini, sehingga orang-orang yang berpendidikan pun mempercayainya. Terlebih karena informasi hoaks ini selalu dimanipulasi dengan ajaran agama dan dibuat oleh kelompok yang selalu menjual agama untuk kepentingan politik mereka.
Tidak usah jauh-jauh, kakak saya sendiri sering mempercayai informasi tersebut, lalu ikut menyebarkan. Di grup keluarga, sering saya berusaha mengingatkan. Tetapi agaknya dia sudah salah masuk "grup pengajian". Orang-orang yang minim ilmu agama dan baru belajar belakangan ini, adalah sasaran empuk kelompok penjual agama.
Setelah berurusan dengan aparat, barulah oknum emak ini membuat pernyataan maaf. Dia bilang kalau itu hanya iseng dan bercanda. Begitulah selalu dalih "toxic people" yang ketahuan berbuat onar.
Sayangnya emak ini tidak diproses hukum, hanya terkena wajib lapor. Inilah yang membuat orang beracun tidak pernah jera berbuat salah. Seharusnya, Yulianti dan orang-orang yang memprovokasi serta menyebarkan informasi hoaks "dikandangkan" agar kapok.Â