Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yulianti, Contoh Toxic People yang Membuat Pandemi Tak Mau Pergi

6 Juli 2021   14:14 Diperbarui: 6 Juli 2021   15:09 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yulianti, sesemak provokator penyebar hoaks (dok.ss.kompas.com)

Seorang emak-emak bernama Yulianti membuat sebuah video yang kemudian menjadi viral. Dalam video itu ia makan di restoran tanpa protokol kesehatan bersama teman-temannya. Bahkan emak ini mengatakan tidak takut Corona dan mencaci pemerintah telah berbuat zalim dengan PPKM.

Yulianti adalah contoh jelas adanya "tovic people" (orang beracun) yang menyebarkan informasi hoaks dan memprovokasi orang lain untuk melanggar protokol kesehatan dan membahayakan banyak orang. Orang-orang semacam ini yang membuat pandemi Covid 19 semakin ganas dan tak mau pergi dari bumi Indonesia.

Yulianti  menganggit video berdurasi 1 menit 4 detik di media sosial. Dalam video itu ia membanggakan bisa makan-makan tanpa protokol kesehatan bersama teman-temannya di restoran Bebek Sawah. Ia menandaskan bahwa warga kota Padang tidak takut Corona.

"Kita bebas makan apa saja, gak ada lock down, gak ada pembatasan, gak ada sekat-sekat." Kata dia. "Kenapa kita di Jakarta pada panik. Lawan saja pemerintah zalim."

Padahal, Yulianti ber-KTP Jakarta yang kasus Covid 19 begitu tinggi sampai rumah sakit tidak bisa lagi menampung pasien. Bahkan pemprov DKI kesulitan mencari lahan pemakaman yang baru.

Sepertinya orang-orang semacam ini tidak membaca berita dari sumber yang benar. Tetapi dia banyak memakan informasi hoaks yang disebarkan melalui media massa, terutama aplikasi WhatsApp.

Informasi hoaks sangat masih beredar di aplikasi ini, sehingga orang-orang yang berpendidikan pun mempercayainya. Terlebih karena informasi hoaks ini selalu dimanipulasi dengan ajaran agama dan dibuat oleh kelompok yang selalu menjual agama untuk kepentingan politik mereka.

Tidak usah jauh-jauh, kakak saya sendiri sering mempercayai informasi tersebut, lalu ikut menyebarkan. Di grup keluarga, sering saya berusaha mengingatkan. Tetapi agaknya dia sudah salah masuk "grup pengajian". Orang-orang yang minim ilmu agama dan baru belajar belakangan ini, adalah sasaran empuk kelompok penjual agama.

Setelah berurusan dengan aparat, barulah oknum emak ini membuat pernyataan maaf. Dia bilang kalau itu hanya iseng dan bercanda. Begitulah selalu dalih "toxic people" yang ketahuan berbuat onar.

Sayangnya emak ini tidak diproses hukum, hanya terkena wajib lapor. Inilah yang membuat orang beracun tidak pernah jera berbuat salah. Seharusnya, Yulianti dan orang-orang yang memprovokasi serta menyebarkan informasi hoaks "dikandangkan" agar kapok. 

Peningkatan kasus Covid 19 di Padang (dok.dinasinformasi.pemkotpadang)
Peningkatan kasus Covid 19 di Padang (dok.dinasinformasi.pemkotpadang)
Lalu bagaimana dengan kasus Covid 19 di Padang? Betulkah Padang bebas dari pandemi ini? Ternyata tidak. Sebagaimana daerah lain, juga mengalami peningkatan. Yulianti pun tidak mengetahui informasi dari daerahnya sendiri.

Yulianti datang dari Jakarta untuk menjenguk ibunya yang sakit. Lantas pada hari Jumat mengajak teman-temannya makan di restoran tersebut. Nah, dia pasti akan menyesal jika ternyata membawa virus Corona yang bisa menyerang ibu dan teman-temannya.

Sebaran kasus Covid 19 di Padang (dok.dinasinformasi.pemkotpadang)
Sebaran kasus Covid 19 di Padang (dok.dinasinformasi.pemkotpadang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun