Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyimak Wasiat Para Pendiri Bangsa untuk Bela Palestina

20 Mei 2021   12:09 Diperbarui: 20 Mei 2021   13:25 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno (dok.dprontwitter)

Indonesia mengalami penderitaan dijajah bangsa lain selama berabad-abad. Hal itulah yang membuat para pendiri bangsa ini bertekad untuk turut serta menghapuskan penjajahan di muka bumi. 

Menghapus penjajahan merupakan unsur penting dalam mewujudkan perdamaian dunia. Karena itu, para pendiri bangsa menekankan hal ini pada pembukaan UUD 1945 alinea pertama, sbb:

"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan"

Dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri, Indonesia menganut prinsip bebas dan aktif. Ini demi cita-cita mewujudkan perdamaian dunia.

Bebas dalam arti, bangsa Indonesia tidak memihak atau ikut serta pada kekuatan-kekuatan yang ingin berseteru dan tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa. 

Aktif dalam arti, Indonesia tidak tinggal diam, aktif dalam hubungan internasional untuk mewujudkan ketertiban dunia.

Itulah sebabnya Indonesia selalu mendukung negara-negara yang terjajah, terutama di Asia dan Afrika. Salah satunya adalah Palestina yang dijajah oleh bangsa Israel. 

Bahkan Bung Karno menandaskan,

"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel"

Indonesia dan Palestina memiliki ikatan batin yang kuat. Palestina adalah negara pertama, di samping Mesir, yang telah mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947.Selain itu, seorang saudagar Palestina, Muhammad Ali Taher, menyumbangkan kekayaannya untuk membantu perjuangan kemerdekaan RI pada tahun 1944.

Etika manusia beradab sebagaimana yang diajarkan dalam agama, adalah membalas budi orang yang berbuat baik kepada kita. Saya, anda atau siapapun akan mengingat jasa orang yang pernah mengulurkan tangan untuk menolong kita.

Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, Indonesia mendukung Palestina. Setiap kali negara zionis Israel menyerang Palestina, Indonesia berusaha membantu melalui jalur diplomatik.

Kalau saat ini ada fenomena tokoh dan sekelompok orang yang menyatakan bahwa Palestina bukan urusan kita, itu salah besar. Mereka telah mengkhianati wasiat dan amanat dari para pendiri bangsa Indonesia.

Indonesia adalah bagian dari masyarakat internasional. Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa peduli dengan apa yang terjadi. Kita sama-sama tinggal di bumi.

Sebagai makhluk sosial, bangsa Indonesia tidak bisa mengucilkan diri dari pergaulan masyarakat internasional. Kita bersikap sesuai dengan nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh leluhur kita dan diteruskan oleh para pendiri bangsa.

Memang benar bahwa Indonesia memiliki masalah sendiri di dalam negeri. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa berperan untuk menjalankan politik bebas aktif sebagaimana yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa.

Negara memiliki fungsi ke dalam dan ke luar. Keduanya harus dilaksanakan, berjalan beriringan, secara paralel. Pemerintah tidak mengabaikan kondisi di dalam negeri, meski aktif membela negara lain.

Pikirkan secara logika, adakah orang yang rela jika tanah tempat tinggalnya dicaplok oleh orang lain, lalu teraniaya dan terusir? Begitu juga dengan sebuah bangsa. 3,5 abad kita dijajah, begitu sulit untuk melepaskan diri. Kita berjuang mendapatkan kembali rumah yang dirampas orang lain.

Referensi:

Buku UUD 1945

dpr.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun