Berpacu menulis artikel di bulan Ramadan bukan hal yang baru bagi saya. Sejak pertama Kompasiana menyelenggarakan lomba Samber THR Kompasiana ini, saya sudah terbiasa. Tetapi untuk tahun ini ada beberapa tantangan tersendiri. Kesulitan itu saya cuitkan di Twitter.
Selain tema-tema tulisan yang agak mirip dengan tahun sebelumnya, ada topik khusus yang belum pernah diadakan. Tahun ini lebih banyak topik misteri dan tantangan misteri. Ini membuat event THR Kompasiana terasa lebih seru dan greget, walaupun juga menggemaskan.
Tidak sedikit yang merasakan kesulitan dalam memenuhi topik misteri dan tantangan misteri. Hal itu saya lihat dan pantau pada teman-teman di grup WA. Memang kami saling berbagi informasi dan saling membantu. Meskipun ini persaingan, tapi bagi kami lebih penting kebersamaan.
Setidaknya ada lima kesulitan yang saya rasakan, antara lain:
1. Mencari waktu di sela-sela padatnya ibadah. Karena bulan suci Ramadan idealnya meraih pahala berlipat ganda, maka intensitas ibadah juga lebih banyak. Apalagi biasanya mengkhatamkan Alquran. Untuk itu waktu tersita.
Di tengah padatnya jadwal ibadah agar bisa menyelesaikan semua target, berupaya mencuri waktu antara setengah jam hingga satu jam untuk membuat artikel dengan tema yang ditentukan.
2. Mencari sudut pandang (angle) yang berbeda. Dengan tema yang ditentukan, banyak tulisan yang mirip-mirip. Karena itu saya harus lebih jeli mencari apa yang sekiranya tidak ditulis oleh kompasianer lainnya.
3. Tantangan video. Nah, ini adalah hal baru dalam Samber THR Kompasiana, tahun lalu tidak ada. Untuk membuat video ini, ada yang harus keluar rumah. Selain itu juga membutuhkan bantuan orang lain.
4. Mencari produk sponsor. Di antara topik misteri, ada tulisan tentang brand produk sponsor. Brand ini yang menyediakan hadiah bagi kompasianer yang kelak menjadi pemenang.
5. Salah ketik tak bisa diperbaiki. Meskipun sudah berusaha menulis dengan baik, tetap saja ada salah ketik atau salah kata dalam penulisan. Maklum saya menulis langsung dari telepon genggam.