Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Ramadan Ini Tak Ingin Lagi Jajal Resep Masakan

14 April 2021   08:45 Diperbarui: 14 April 2021   13:51 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti jala (dok.pri)

Pada bulan Ramadan tahun lalu, pandemi sedang hangat-hangatnya. Semua orang berusaha tidak keluar rumah dan menciptakan kegiatan di rumah. Untuk kaum perempuan,  timbul euforia sibuk di dapur.

Banyak perempuan yang semula malas masak, mendadak nguprak dapur, termasuk saya. Aslinya saya memang malas mengotori tangan di dapur, lebih suka membeli. Selain praktis, juga hemat tenaga dan waktu.

Terjadilah persaingan antara perempuan dalam berkarya cipta di dapur. Setelah selesai masak, saling memamerkan hasilnya di media sosial masingmasing. Saya pun begitu, mencoba menu dan resep baru, lalu posting di Facebook. Kalau ada yang penasaran, pasti minta resep dan cara pembuatannya. 

Saya senang memasak yang jarang dimasak oleh teman yang lain. Walaupun saya juga pernah membuat makalah yang juga viral seperti pizza dan puding oreo. Nah, masakan jenis roti jala dari Melayu membuat orang penasaran. Inilah yang saya pamerkan.

Namun akibat dari semua itu, saya bertambah gemuk dalam waktu cepat. Apa yang terjadi? Makanan-makanan hasil kreasi itu yang menyumbangkan sebagian besar lemak ke dalam tubuh. Kok bisa?

Ya iyalah, soalnya makanan yang saya buat, rerata menggunakan bahan-bahan yang mengandung lemak. Bukan hanya tepung, tapi juga santan, susu dan keju. Belum lagi jika ditambah minuman yang juga berpotensi menggemukkan badan.

Biasanya, saya bisa menurunkan berat badan dua kilogram dalam bulan Ramadan. Eh, tahun lalu yang terjadi malah sebaliknya, naik drastis lima kilogram. Wah, ini keterlaluan, baju menjadi sempit semua. 

Karena itu di bulan Ramadan tahun ini saya tidak akan mencoba masak berbagai resep. Saya mau balas dendam, makan seminimal mungkin dari jenis makanan berlemak. Sekali-kali boleh tetapi jauh lebih sering mengkonsumsi makanan yang sehat.

Saya menetapkan hati untuk lebih banyak makan buah-buahan. Untungnya di wilayah tempat  saya tinggal, terdapat buah-buahan yang murah harganya seperti pisang dan pepaya. Kadang saya juga membeli buah jenis lainnya di pasar atau kios buah terdekat.

Soal minuman, saya menyiapkan teh lemon yang menyegarkan dan menyehatkan. Bisa juga ditambahkan jahe dan madu. Banyak manfaat dari minuman semacam ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun