Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peran Prancis dalam Kekacauan di Libya

13 Juli 2019   16:35 Diperbarui: 13 Juli 2019   16:57 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prancis (dok.mee.net)

Sejak Libya dibombardir oleh NATO untuk menjatuhkan Moammar Ghadafi, Libya hancur lebur. Negara itu menjadi miskin, tidak aman dan rakyatnya hidup dalam ketakutan. NATO tidak bertanggung jawab terhadap apa yang sudah terjadi. Prancis yang kemudian masuk ke negara itu.

Sebenarnya apa peran Prancis di Libya? Sama sekali bukan membantu membangun kembali Libya. Indikasinya, justru memicu perang saudara. Prancis cenderung mendukung salah satu pemimpin yang ada di sana. Hal itulah yang menjadi jawaban mengapa ada  serangan Khalifa Haftar di Tripoli pada bulan April.

Serangan itu, yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, orang kuat dari  Libya timur, yang sudah digembar-gemborkan oleh tanda-tanda peringatan. Sejak awal tahun ini, Haftar telah mencapai merangsek terus hingga memungkinkannya untuk mendominasi provinsi Fezzan di Libya selatan.

Posisi ini, dikombinasikan dengan kendalinya atas sebagian besar provinsi Cyrenaica, telah membuatnya menjadi pemain terkuat di Libya. Tapi itu hanya setelah Haftar mencoba untuk melaksanakan rencana yang telah ada selama setidaknya satu tahun, berusaha menguasai  Tripoli.

Keterlibatan Prancis

Bagaimana dengan Prancis? Secara resmi, Paris berkomitmen untuk mendukung pemerintah Perdana Menteri Libya Fayez al-Sarraj yang diakui secara internasional, yang dibentuk berdasarkan kesepakatan Skhirat 2015. Berbasis di Tripoli, eksekutif Libya mewujudkan legitimasi kelembagaan dan bertindak sebagai perwakilan resmi Libya.

Tetapi gerakan Prancis justru bertolak belakang dengan komitmen dukungan terhadap Fayed al Sarraj. Prancis malah menjalin hubungan dengan pemimpin pemberontak. Prancis memberikan dukungan secara diam diam kepada Khalifa Haftar yang ingin menjadi penguasa Libya.

Indikator penting adalah fakta bahwa pasukan Prancis beroperasi di bawah perlindungan di Libya.  13 orang  yang diduga petugas intelijen bersenjata Perancis ditangkap pada bulan April di perbatasan Tunisia-Libya. Menurut Al Jazeera, penjaga perbatasan menemukan kelompok itu memiliki perangkat komunikasi yang dapat dikaitkan dengan Tentara Nasional Libya ( LNA) Haftar .

Sedangkan tiga tahun sebelumnya, ada tiga perwira pasukan khusus Prancis tewas ketika pesawat mereka jatuh di Libya timur saat terbang menuju Cyrenaica. Jadi, sementara Paris  mengklaim mendukungpemerintah Sarraj, di sisi lain  juga mempertahankan hubungan dekat dengan salah satu musuhnya. 

Ini telah menarik gelombang kritik terhadap Paris sejak Haftar meluncurkan ofensifnya di Tripoli. Fakta memperlihatkan  Prancis memainkan kedua belah pihak di Libya. Padahal sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, pelindung legitimasi negara, Prancis harus mendukung pemerintah Sarraj.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun