Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Intervensi CIA, KGB, dan MI6 di Indonesia

29 Mei 2019   16:01 Diperbarui: 29 Mei 2019   16:07 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo (dok.detik)

Sejarah akan terus berulang. Karena itulah Bung Karno menegaskan, jangan sekali sekali melupakan sejarah atau dikenal dengan JASMERAH. Hal ini yang sedang berlangsung di negeri kita.

Tumbangnya Bung Karno adalah hasil konspirasi CIA, KGB dan MI6 yang bekerja sama dengan pihak dalam negeri yang ambisius. Dia adalah Soeharto, seorang jenderal yang ingin menjadi penguasa.

Konspirasi ini terungkap ketika dokumen rahasia CIA berhasil diretas seorang hacker pada awal abad 20. Dalam beberapa jam, dokumen ini tersebar ke seluruh dunia sebelum CIA menutup kebocoran dan menangkap pelaku yang meretasnya.

Bung Karno dahulu sangat sulit dijatuhkan karena rakyat teramat mencintainya. Jika tidak ada bantuan asing, maka Soeharto tidak akan bisa menggulingkan Bung Karno.

Bung Karno dianggap berbahaya bagi negara adidaya karena menggalang persatuan antara negara negara berkembang. Jika Bung Karno berhasil dengan upayanya, maka sulit bagi negara negara itu untuk menguasai dunia. 

Rusia (dahulu Uni Sovyet)  juga tidak menyukai Bung Karno karena lebih dekat kepada Cina. Meski sama-sama negara komunis, keduanya bersaing ketat. 

Sedangkan Inggris, sejak dahulu adalah partner sejati Amerika Serikat. Kepentingan Amerika Serikat adalah kepentingan Inggris juga.

Sekarang kita melihat peristiwa yang mirip, di mana ada upaya untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.  Dan secara 'kebetulan', dipimpin oleh menantu dari Soeharto yang tidak menerima kekalahan dalam pilpres 2019.

Jokowi menampakkan kedekatan dengan Cina, yang jelas menyulut kebencian negara adidaya lainnya. Amerika Serikat yang terlibat perang dagang dengan Cina. Begitu pula dengan Rusia yang mewaspadai gerakan Cina berinvestasi besar-besaran di negara berkembang.

Maka saya tidak heran jika ada orang Rusia dan Amerika Serikat dalam pesawat jet pribadi Prabowo yang sekarang berlibur di Eropa. Tidak ada sesuatu yang kebetulan, bersama tokoh politik, pasti terdapat agen-agen asing di sekitarnya.

Tampaknya sang menantu meniru langkah mertua untuk menerima jasa asing dalam memperjuangkan ambisinya. Dia sendiri melihat keberhasilan sang mertua, meski harus memberi upeti Freeport kepada Paman Sam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun