Menjadi peserta dalam pertarungan politik membutuhkan biaya tinggi. Bagi yang ingin duduk sebagai anggota dewan yang ada, minimal mengeluarkan kocek ratusan juta rupiah.
Apakah anda bisa membayangkan untuk apa biaya tersebut dikeluarkan? Sebagian besar orang tidak mengetahuinya secara pasti.
Nah, saya ingin memberikan gambaran yang sesungguhnya bagaimana pertarungan seorang caleg dimulai. Hal ini membutuhkan konsistensi tersendiri.
Idealnya, para caleg sudah dikenal dan mengenal masyarakat di daerah pemilihan yang menjadi sasaran. Kalau belum kenal, maka sebaiknya mendekati masyarakat melalui kegiatan sosialÂ
Kegiatan kegiatan seperti berobat gratis atau menyelenggarakan pertandingan. Selain itu memperbaiki fasilitas yang ada di daerah tersebut.
Tetapi banyak caleg yang malas dan bermodal pas-pasan tidak berbuat seperti itu. Mereka lebih suka menggunakan politik uang atau menyebar sembako kepada masyarakat.
Dalam masa kampanye terbuka, mereka biasanya menggelar konser dangdut yang digemari masyarakat. Konser itu diselingi pidato dan yel yel untuk memenangkan caleg yang bersangkutan.
Satu hal yang pasti, para caleg membagikan souvernir dengan namanya menempel. Misalnya jilbab yang ujungnya berlabel nama caleg. Atau kaos oblong yang bergambar caleg tersebut.
Apa pun cara yang ditempuh, semua membutuhkan biaya tinggi. Kita bisa menghitungnya dari pembuatan properti, kampanye serta pembayaran saksi.
Darimana mereka mendapatkan uang untuk modal meraih suara? Ada tiga sumber dana utama yang digunakan caleg.