Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Street Food di Istanbul

30 Januari 2019   15:22 Diperbarui: 30 Januari 2019   17:12 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpir, kentang panggang (dok.sabahdaily)

Pelopor kedai makanan "termopolia" dapat ditemukan di penggalian di Herculaneum dan Pompeii di mana dapur kecil memasak kacang dan farro untuk mereka yang mencari makanan cepat saji. Penduduk kota kelas menengah membeli makanan dari termopolium, karena mereka tinggal di apartemen kecil  tanpa dapur.

Jadi, makanan jalanan berevolusi selama berabad-abad, memenuhi tuntutan peradaban. Anehnya, budaya makanan jalanan kuno hanya meninggalkan sedikit jejak, tetapi ketika kita melihat ke Abad Pertengahan, banyak jalanan menjadi kotor karena pedagang membuang sampah.

Namun makanan jalanan mempertahankan daya tariknya terhadap orang-orang. Gerobak menjual hidangan siap saji, sementara kios dan gubuk menyediakan semur dan masakan panas. Manusia menciptakan resep abadi di dasar seluruh budaya kuliner, terutama dalam tradisi gastronomi Eropa.

Di Paris, ada kue yang terbuat dari berbagai isian, seperti daging rebus dengan sayuran. Kue-kue praktis ini dijual seharga beberapa sen kepada orang yang bekerja sehingga mereka bisa makan sambil bekerja tanpa perlu alat makan.

Ikan dan keripik, hidangan Inggris yang paling diinginkan di setiap jalan, adalah warisan Yahudi Sephardic yang berlindung di Inggris pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Ini hampir sama dengan adaptasi Mesir di Alexandria, dan menyebar ke seluruh Afrika Utara dan Spanyol Moor di Andalusia.

Warung makanan Istanbul sepanjang sejarah 


Menjadi ibu kota dari tiga kerajaan dan tempat percampuran budaya selama berabad-abad, Istanbul telah menjadi kota gourmet setiap langkah, dengan prasmanan, kafe elegan, dan makanan jalanan, seperti makanan pembuka, ikan segar, dan kebab. 

Kebab banyak terdapat di kios kios kecil sepanjang jalan. Harganya bervariasi, tergantung cara penyajian dan isinya. Wisatawan yang jeli akan dapat menemukan kebab enak yang harganya sangat ramah di kantong.

Makanan jalan yang paling lezat dan sangat digemari oleh para wisatawan adalah Kumpir, kentang panggang yang diisi dengan daging, sayuran dan diberi topping keju lumer atau mayonaise. Tastenya cocok untuk semua jenis lidah, termasuk lidah orang Indonesia.

gerobak jagung bakar (dok.localist)
gerobak jagung bakar (dok.localist)
 Di Istanbul, makan di jalan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Gerobak yang menjual Simit yang baru dipanggang atau bozac bergerak di jalan dengan suaranya yang menggema. Gerobak Simit hampir sama dengan gerobak yang digunakan untuk menjual jagung bakar, mudah ditemukan di berbagai sudut jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun