Di tengah upaya Erdogan membangkitkan semangat nasionalisme rakyat untuk bangkit melawan Dolar Amerika Serikat, ada saja pihak-pihak yang mengambil keuntungan dalam kesempitan. Mereka adalah para pedagang besar, agen-agen skala raksasa dan pengusaha ritel yang memiliki super market.
Mereka adalah para oportunis yang tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara, tetapi berusaha mencari keuntungan yang sebesar-besarnya di saat orang lain dalam kesulitan. Mereka hanya melihat kenaikan Dolar sebagai celah untuk mendapatkan keuntungan lebih dari biasanya.
Memang, mafia perdagangan selalu ada dimana saja, termasuk di Turki. Meski pemerintah Turki telah berusaha keras mengendalikan mereka, tetapi dengan campur tangan negara lain, mafia-mafia tersebut masih bisa beroperasi dan merugikan negara.
Padahal rakyat kecil telah bersusah payah mendukung pemerintah, berjuang melawan keperkasaan Dolar. Mereka memboikot barang-barang dari Amerika Serikat dan menggunakan produk lokal. Rakyat juga berhemat dan tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.
Namun para pengusaha ritel ini justru menaikkan harga barang-barang kebutuhan pokok seenaknya. Bahkan tidak hanya sekali, dua kali, bahkan tiga kali sehingga harganya naik hampir seratus persen. Padahal, barang yang dijual tersebut merupakan stok lama yang dibeli mereka dengan harga murah.
Selain barang-barang stok lama, para mafia ritel itu juga menaikkan harga-harga kebutuhan sehari-hari seperti gandum, roti, susu dll. Padahal, sebagian besar merupakan produk dalam negeri yang seharusnya tidak mengalami kenaikan drastis.
Tentu saja hal ini mengundang kemarahan masyarakat Turki. Apalagi harga barang-barang yang dinaikkan harganya juga termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran yang notabene hasil pertanian dalam negeri. Sekarang ini, pertanian di Turki maju pesat, banyak yang semula impor, telah menjadi komoditi ekspor.
Harga tomat, kubis, paprika melonjak secara signifikan. Bahkan juga harga susu, yang sejatinya diproduksi di dalam negeri, berasal dari peternakan-peternakan rakyat di wilayah Turki Timur. Begitu pula dengan harga ikan segar, yang diambil nelayan dari laut Hitam dan sekitarnya.
Semua yang mengaku warga negara Turki dihimbau untuk konsisten membantu pemerintah melawan perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat. Setiap individu, lembaga hingga seniman wajib menggunakan hati nuraninya dan sadar akan desakan nasionalisme untuk membela bangsa dan negara.
Jika para pengusaha ritel dan pedagang di pasar  masih juga melakukan kecurangan, maka berarti mental mereka sakit. Tidak ada jiwa nasionalisme dalam diri mereka. Kaum oportunis itu adalah bagian dari budak liberalisme yang hanya mementingkan keuntungan diri sendiri.Â