Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sebagai Leader dan Petualang, Menjadi Berbeda Seperti Minyak Kayu Putih Aroma

21 November 2017   15:00 Diperbarui: 22 November 2017   11:30 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil, saya sudah dpandang berbeda oleh keluarga dan teman-teman. Itu karena saya memiliki sifat tomboy yang membuat saya lebih kelaki-lakian daripada feminin. Meski sebagai bocah perempuan, saya juga memiliki boneka, tapi saya juga menyukai permainan laki-laki. Ada seperangkat koleksi mobil-mobilan. Selain itu saya hobi memanjat pohon sehingga sempat dijuluki 'tarzan'.

Karena tomboy, saya dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolah. Mereka memandang aneh kepada saya. Kadang saya merasa sedih juga, tapi percuma karena mereka tidak pernah mengerti. Saya akhirnya justru semakin sering bermain dengan anak laki-laki. Saya senang main catur, karambol, galasin, kelereng dan layang-layang.

Sifat tomboy menjadikan saya tidak mudah menangis atau cengeng sebagaimana kebanyakan perempuan. Saya juga lebih pemberani, kemana-mana tidak perlu ditemani. Saya juga orang yang mandiri, tidak suka meminta tolong selagi masih bisa mengerjakan segala sesuatunya seorang diri. Saya lepas dari ketergantungan terhadap orang lain.

Perbedaan itu menjadi sangat berguna ketika saya dewasa. Saya bisa meraih prestasi pada pertandingan-pertandingan karate sewaktu mahasiswa. Saya juga tidak takut membelah malam di ibukota ketika bertugas sebagai jurnalis. Dan saya tidak ragu menjadi pimpinan atau leader dalam beberapa organisasi. Ya, berbeda menjadikan saya adalah satu di antara seribu, menjadi istimewa di mata orang-orang yang mengenal saya.

Menjadi Petualang

Salah satu hobi saya adalah berpetualang. Tapi bukan petualang cinta lho, melainkan orang yang senang mencoba segala sesuatu yang baru. Terutama menjelajah tempat-tempat jauh seorang diri. Yes, I am single traveller. Saya tidak  pernah mengenal  kata 'takut' dalam berpetualang. Saya punya bekal untuk menjaga diri dari kejahatan manusia, dan juga berdoa meminta perlindungan Tuhan.

Saya melakukan petualangan jika sudah jenuh dengan kepenatan dan kesibukan ibu kota. Tentu saja ini menguras isi tabungan yang tidak seberapa. Tapi ada kepuasan batin tersendiri bagi saya jika berhasil bepergian ke tempat yang jauh. Saya lebih memilih bepergian ketimbang membeli pakainan dan segala pernak perniknya.

Sebelum berpetualang ke suatu tempat, saya selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Bukah hanya fisik dan mental, tetapi ada beberapa hal yang harus menjadi bekal perjalanan, antara lain obat-obatan.  Jadi kalau di tengah perjalanan ada sesuatu yang tidak enak pada tubuh ini, langsung bisa diatasi sendiri supaya tidak merepotkan orang lain.

Obat pusing, obat sakit perut, balsem hingga minyak kayu putih senantiasa ada di kantong kecil ransel yang saya gunakan. Banyak orang meremehkan perihal obat-obatan ini. Namun kalau mereka mengalami sesuatu, barulah merasa kapok dan membutuhkan pertolongan. Padahal, jika kita seorang single traveller, meminta pertolongan pada orang yang tak dikenal sangat riskan. Sebab ada saja orang jahat yang memanfaatkan kelemahan kita.

Petualangan membuat saya mendapatkan pengalaman pengalaman berharga yang tidak dimiliki orang lain. Cara saya berpetualang juga berbeda dengan kebanyakan orang. Sebagai contoh; orang lain akan berpergian pada musil liburan bersama keluarga dan teman-teman. Sedangkan saya, justru memilih bulan suci Ramadhan untuk berpetualang di negeri orang.  Jiwa petualang ini yang membawa sampai ke negeri Ottoman, yaitu Turki.

Kayu Putih Aroma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun