Mohon tunggu...
Mazmur Prasetya Aji
Mazmur Prasetya Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Tuan rumah dari Podcast Happietalkie

Selanjutnya

Tutup

Music

Dark Matter, Kembalinya Pearl Jam yang Hilang

6 Mei 2024   18:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   19:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pearl Jam "last band standing" di antara empat godfather musik grunge bersama Nirvana, Soundgarden dan Alice In Chains merilis album studio kedua belas mereka, Dark Matter, pada 19 April 2024 lalu. Awalnya saya skeptis mendengar kabar ini. Sebagai jammers, sebutan penggemar Pearl Jam, yang mengikuti karya mereka sejak album pertama Ten (1991) terus terang saya kecewa dengan beberapa album terakhir mereka.

Album terakhir yang benar-benar saya duduk meluangkan waktu mengulik lagu demi lagu adalah album Avocado (2006). Album berikutnya Backspacer (2009), Lightning Bolt (2013) dan Gigaton (2020) hanya saya dengar sambil lalu. Eksperimen yang dilakukan Pearl Jam dalam beberapa album terakhir seiring dengan usia personil band yang semakin bertambah bisa jadi membuat saya sedikit melupakan band idola saya sejak remaja ini. Sebagai penggemar awam, saya merindukan lagu-lagu Pearl Jam yang selalu memicu endorfin dan menciptakan kelegaan luar biasa di akhir yang tidak saya temukan di beberapa album terakhir mereka. Mungkin banyak jammers lain yang juga merasakannya.

Sampai akhirnya saya mendengar single pertama "Dark Matter", sama dengan judul album, dirilis pertama kali beberapa hari sebelum album penuhnya. Satu kata yang keluar dari mulut saya setelah mendengar single ini: WOW! Lagu diawali dengan intro drum agresif dari Matt Cameron disambung rif gitar Mike McCready dan Stone Gossard yang dikawal rapat oleh bas Jeff Ament. Pearl Jam is back!

Belum selesai saya ternganga dengan single "Dark Matter", saya sudah digempur single kedua "Running", lagu punk energik dengan durasi singkat yang akan membawa memori para jammers pada keliaran Pearl Jam di awal kemunculannya. Eddie Vedder bernyanyi seolah ingin membuktikan dia belum habis sebagai vokalis. Stone dalam suatu wawancara mengatakan album ini akan menjadi rekaman tercadas Pearl Jam dalam kurun waktu lama. Mike juga menambahkan, akan lebih banyak solo gitar di album ini. Dan ini sudah terbukti di dua single pemanasan ini.

Pembaruan energi di band ini tidak lepas dari sosok Andrew Watt produser muda yang menukangi album Dark Matter ini. Watt memiliki reputasi mentereng pernah membidani album Ozzy Osbourne, Maroon 5 hingga The Rolling Stones. Awal kerja sama Watt dengan Pearl Jam ketika dia memproduseri album solo Eddie Vedder berjudul Earthling (2022). Tangan dingin Watt yang juga pernah memproduseri musisi pop seperti Justin Bieber, Dua Lipa dan Ed Sheeran yang memoles sound di album ini terasa sentuhan kekinian seperti di departemen drum terdengar segar tapi masih terasa entitas rocknya.

Total ada sebelas lagu di album Dark Matter ini. Selain tiga single pembuka "Dark Matter", "Running" dan "Wreckage" masih banyak lagu yang menarik untuk disimak,  seperti "Scared of Fear" yang menjadi pembuka album dengan sebaris lirik "we used to laugh, we used to sing, we used to dance, we used to believe" seolah menandai kembalinya Pearl Jam yang dahulu. Kemudian disambung "React, Respond" yang bertempo upbeat dan komposisi apik di "Waiting For Stevie" dan "Something Special".  Bagian terbaik album ini ada di solo gitar akrobatik Mike yang mencapai klimaks di "Upper Hand" dan lagu favorit saya "Won't Tell" yang emosional. Lagu balada "Setting Sun" menutup album dengan manis.

Dark Matter adalah album pelipur kerinduan jammers seperti saya pada lagu-lagu Pearl Jam yang bisa dinyanyikan sing along sampai serak tenggorokan dan merasakan kembali aliran endorfin sampai ke tulang, sesuatu yang menurut saya hilang di beberapa album terakhir. Sebagai musisi pun, setelah puas bereksperimen di beberapa album terakhir, kini saatnya Pearl Jam juga ingin membahagiakan para penggemarnya lewat karya-karyanya. Karena bagaimana pun, middle life crisis juga butuh hiburan sekadar album baru dari band idola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun